“Wadhuh, mateng aku! Gek ra nggawa apa-apa…” batin Koplo deg-degan.
“Priiit… Selamat siang Bapak, boleh lihat surat-suratnya?” tanya Pak Polisi yang bernama Tom Gembus.
“Wadhuh Pak, maafkan saya. Saya buru-buru sampai enggak bawa dompet,” Koplo jujur.
“Wadhuh Pak, maafkan saya. Saya buru-buru sampai enggak bawa dompet,” Koplo jujur.
“Oooh, tidak bisa, Pak. Silakan minggir dulu sana.”
“Tapi saya wartawan, Pak. Saya buru-buru mau mengejar berita.”
Koplo mau mengambil ID-card. Tapi olala, ID-Card-nya ketinggalan juga.
“Wadhuh, kok enggak ada ya, Pak.” Koplo ngadhul-adhul tasnya.
“Tuh kan? Dari mana saya percaya kalau Anda wartawan?”
ujar Tom Gembus.
Untung saja ada amplop slip gaji. Terpaksa ditunjukkannya
pada polisi itu. “Nah, ini Pak. Ini slip gaji saya.”
Polisi itu mengamati slip gaji Koplo, lalu tersenyum.
“Gene gajine ya lumayan. Sudah, pergi sana!” ujar Pak Gembus.
Dengan lega hati Koplo langsung tancap gas, meski gajinya diketahui Tom Gembus. Sing penting bebas. (Mugi Suryana)