Ah-tenane
Senin, 14 Oktober 2013 - 12:44 WIB

JON KOPLO : Sarung Cap Mukena

Redaksi Solopos.com  /  Is Ariyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sepulang dari kerja di sebuah lembaga amil zakat di Kota Bengawan ini, Jon Koplo mengerjakan persiapan lomba di kampungnya. Maklum, ia adalah ketua karang taruna. Sampai menjelang magrib, ia ingin nge-print apa yang telah ia tulis. “Wah, kayaknya lebih hemat kalau nunut nge-print di kantor nih,” batin Koplo. Akhirnya ia pun mancal motor bututnya menuju kantor yang terletak di daerah Jajar.

Sesampai di kantor, terdengarlah azan Magrib dari masjid yang tak jauh dari kantornya. Tak lama kemudian, tiba-tiba dari dalam muncullah rekannya, Tom Gembus, “Plo, nyang mesjid yo!” ajak Gembus.

Advertisement

Menyadari dirinya hanya pakai celana pendek, Koplo pun bilang, “Sik Mbus, Aku tak ngambil sarung dulu,” balas Koplo.

Koplo pun bergegas menuju ke musala kantor dan langsung nyaut kain batik warna merah yang terletak di pojok ruangan. Kain itu ia kalungkan di lehernya, lalu mbonceng Gembus menuju masjid dan segera mengambil air wudu karena ikamah sudah berkumandang. Selesai berwudu, Koplo segera masuk barisan jamaah yang sudah siap melaksanakan salat.

Nah, di sinilah ngguyokke terjadi, Koplo mulai uwat-uwet mencari-cari ujung pangkal kain batik yang diambilnya tadi. Sudah dibolak-balik, ternyata lubang sarung tidak ketemu. Mak jenggirat, Koplo kaget sak kayange. Ternyata yang ia bawa bukannya kain sarung melainkan bawahan mukena milik Lady Cempluk yang memang coraknya mirip kain sarung.

Advertisement

“Mulaknen, diwolak-walik ora ana bolongane malah nemu kolor,”

batin Koplo.

Seketika itu juga Koplo mblirit keluar dari barisan jamaah Salat Magrib sambil misuh-misuh dalam hati.

Advertisement

 

Santini, Grabagan RT 002/RW 002 Salakan, Teras, Boyolali

Advertisement
Kata Kunci : Cerita Lucu Jon Koplo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif