JON KOPLO: Salah Rombongan

Sore sepulang kerja, Jon Koplo mendapat kabar lelayu dari istrinya, Lady Cempluk, bahwa mbokdenya yang tinggal di Sleman meninggal dunia dan dikuburkan besok siang. Keesokan harinya, setelah minta izin dari kantor, warga Kartasura ini langsung ngebis ke Sleman bersama istri dan anaknya.
Setelah menempuh perjalanan jauh dan melelahkan, sampailah keluarga Jon Koplo di rumah duka. Sayangnya Jon Koplo kepancal, jenazah baru saja diberangkatkan. Menyadari keterlambatannya, Koplo berinisiatif menyusul sendiri rombongan pengiring jenazah untuk memberi penghormatan terakhir kepada mbokdenya. Ia pun ngetiging berlari kecil untuk menyusul rombongan pelayat.
Sampai di perempatan jalan, Koplo melihat gerombolan orang berjalan. “Nah, itu dia. Tujune ketututan,” gumam Koplo lega. Ia pun bergabung dengan rombongan itu.
Setelah beberapa langkah berjalan, Koplo merasa heran, kok satu persatu rombongan itu mretheli dan masuk ke rumah-rumah penduduk. Merasa penasaran, Koplo memberanikan diri bertanya kepada rombongan yang hanya tinggal dua orang itu.
“Nyuwun sewu, Pak. Tempat makam yang baru saja meninggal tadi di mana ya?”
“Adik dari mana?”
“Dari Solo, Pak.”
“Oh, seharusnya di perempatan tadi Adik belok kiri, bukan belok kanan mengikuti kami,” jelas Bapak itu.
“Matur nuwun, Pak.” Koplo segera balik kanan menuju makam yang ditunjukkan bapak tadi. Ketika sampai di makam, ternyata penguburuan sudah selesai dan para pelayat sudah pada bubar. Koplo kembali ke rumah duka. Sesampai di rumah duka, Cempluk bertanya heranan. “Kok baru pulang, Mas? Njenengan dari mana?”
“Sssttt… Mas tadi salah ikut rombongan. Rombongan yang Mas ikuti pada pulang ke rumah, bukanya menuju ke makam,” bisik Koplo kisinan.
Sambil senyum–senyum, Cempluk menghiburnya, “Nggak papa Mas, yang penting niatnya sudah sampai…”

Trianto,  Gonilan RT 02/RW 05 Kartasura Sukoharjo

Berita Terkait

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif