Percaya kepada hal-hal berbau mitos, sifat itulah yang kental dalam diri Gendhuk Nicole. Padahal dia adalah seorang mahasiswi tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi negeri di Surakarta. Menjelang bulan Sura yang kebanyakan dianggap bulan keramat dalam perhitungan Jawa, terdapat tradisi yang diadakan di desanya. Salah satunya adalah mandi di sebuah aliran air dekat rumahnya dan juga meminum seteguk air sebelum melakukan ritual pemandian. Tradisi itu sebenarnya sudah mulai hilang dan hanya tinggal simbah-simbah saja yang melakukan. Namun, karena sebentar lagi akan melaksanakan Ujian Tengah Semester, Gendhuk pun menghalalkan segala cara untuk mencari berkah, agar nilainya top markotop.
Diam-diam dia melakukan ritual tersebut. Sayangnya perbuatannya di ketahui oleh sang ibu, sebut saja Lady Cempluk.
Promosi Komeng The Phenomenon, Diserbu Jutaan Pemilih Anomali
“Itu cuma mitos, Ndhuk, jangan dipercaya!” ucap Lady Cempluk menasihati.
“Kan coba-coba, nggak ada salahnya, Bu,” sanggah Gendhuk enteng.
Dan apa yang terjadi saudara-saudara? Bukannya dapat berkah, malamnya Gendhuk harus berulang kali ke kamar mandi karena sakit perut dan badannya meriang. Tidak hanya sampai disitu, Gendhuk pun akhirnya dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan.
“Woala, Nduh, Ndhuk, lha wong banyu mentah kok di ombe. Pengen berkah malah dapet musibah ta?,” ujar Lady Cempluk ndememel.
“Iya Bu, ini yang terakhir kali,” jawab Gendhuk sembari pringas-pringis memegangi perutnya.
Sintya Azizah, IAIN Surakarta, Kutorejo, Kedawung, Mondokan, Sragen