“Allahu akbar, Allaaahu akbar…” terdengar azan Magrib berkumandang mendayu-dayu. Tanpa menunggu lama, mereka bersiap melahap nasi timlo yang sudah tersedia di depan mereka.
“Pluk, tolong ambilkan kecapnya dong…!” pinta Koplo tak sabar untuk segera meramu timlonya agar lebih mak nyus.
Cempluk menyodorkan botol kecap yang diminta Koplo. Dengan penuh semangat Koplo memencet botol plastik itu dan… blung! Bukan hanya kecap yang tumpah, tapi juga sak tutup-tutupnya nyemplung di mangkok Koplo. Alhasil, timlo yang tadinya bening itu pun berubah menjadi cokelat pekat.
Tanpa dikomando, Gembus, Cempluk dan Gendhuk langsung ngakak sakpole. Gembus sampai memegangi perutnya, Cempluk sampai mbrebes mili, dan Gendhuk sampai terjongkok-jongkok karena kegelian melihat ekspresi wajah Koplo.
Celakanya, untuk membeli porsi timlo yang baru, mereka sudah tak punya uang lagi. Terpaksa Koplo nyruput kuah timlo sambil merem-merem dan melet-melet ngana kae.
Didit Dian Anggono, Jamur RT 002/RW 008 Trangsan, Gatak, Sukoharjo