SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Setiap Bulan Ramadan, remaja masjid di Sanggrahan, Makamhaji, mempunyai tugas tambahan, yaitu memberikan kuliah tujuh menit (kultum) sehabis Salat Subuh di masjid setempat, tak terkecuali Jon Koplo yan mendapat jatah di hari kedua. Jon Koplo sebenarnya tidak mau karena tidak bisa bicara di depan orang banyak. Namun pengurus takmir, Tom Gembus, memotivasinya. “Nggak papa, Plo, ini untuk latihan agar kamu nanti bisa berpidato,” rayu Tom Gembus. Akhirnya Koplo pun menyanggupi.

Malam menjelang kultum, Jon Koplo sudah mempersiapkan materinya dengan membuka-buka buku agama dan mencatatnya di secarik kertas dengan spidol kecil. Rencananya materi di kertas itu akan dibaca saat kultum nanti. Berulangkali Jon Koplo berlatih ceramah di depan cermin layaknya seorang ustad.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Tibalah saat Subuh. Meski deg-degan, Koplo yakin bisa. Kertas catatan materi kultum pun dibawa dan dimasukkan di kantong bajunya. Sebelum salat, Koplo wudu di masjid. Namun entah mengapa, tanpa sengaja air wudu itu nyiprat ke bajunya sehingga basah.

Setelah Salat Subuh selesai, Tom Gembus memberi kode kepada Jon Koplo agar menuju mimbar. Semula Koplo membuka ceramahnya dengan lancar.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,” Koplo mengucapkan salam pembuka dengan mantap. Giliran akan menyampaikan materi kultum, Koplo pun mengambil kertas di saku bajunya. Namun alangkah kagetnya Koplo ketika mendapati kertasnya ikut basah kena air wudu sehingga tulisannya jadi mblobor dan tidak bisa dibaca sama sekali.

Jon Koplo jadi panik, bingung dan grogi sehingga tidak konsentrasi. Alhasil, ceramahnya jadi ah-uh-ah-uh tak karuan. Dan karena saking judheg-nya, akhirnya Koplo menutup kultumnya. “Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…”

Para jamaah pun saling grundelan sambil senyam-senyum. Bahkan ada yang nyeletuk, “Piye ta, ceramah kok plenthas-plenthus…?”

Saat Jon Koplo kembali ke tempat duduknya, Tom Gembus langsung menegur, “Gimana Plo, kok nggak jadi ceramah?”

Alah Mbus, Tulisanku mblobor kabeh, ora isa diwaca! Rasane aku milih mati wae Mbus…!” sambat Koplo sambil ndheprok lemas menunggu para jamaah keluar, sementara Tom Gembus dan teman-temannya malah ngakak-ngakak.

Nur Taufiq, Sanggrahan RT 001/RW 021 No 13 Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya