SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jon Koplo adalah salah satu siswa yang baru saja masuk pada sebuah SMA di Solo. Karena minggu pertama masuk sekolah bertepatan dengan awal Bulan Ramadan, maka acara penutupan masa orientasi sekolahnya adalah pengajian dan dilanjutkan buka puasa bersama.

Sehari sebelumnya, diumumkan semua murid ditugaskan membawa gelas plastik berwarna biru yang ada tutupnya. Dasar bocah rada ethes, Jon Koplo mudheng jika gelas itu pasti akan dipakai sebagai tempat minum masing-masing siswa. Apalagi panitia meminta setiap siswa memberi nama pada gelas yang dibawa.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Iki mesti gelase ge wadhah kolak. Aku tak nggawa sing gedhe neknu, ben entuk akeh,” pikir Koplo.

Berharap dapat kolak yang banyak, Jon Koplo sengaja membawa gelas plastik yang tinggi, berukuran 1 liter air.

Tibalah saat buka bersama. Tepat seperti dugaan Koplo, gelas tadi dikumpulkan dan dituang kolak oleh panitia. Jon Koplo sangat senang hatinya.

“Untung saja tadi aku bawa gelas gede,” batin Koplo nyicil ayem.

Tibalah pembagian kolak. Nama yang tertulis di gelas dipanggil satu per satu. Jon Koplo maju dengan muka berseri-seri. Namun saat gelas diangkat, “Lho, kok entheng men ya,” batin Koplo.

Saat dibuka, badala… gelas Koplo hanya berisi seperenamnya saja. Saat menuang kolak tadi ternyata ditakar dan takarannya adalah gelas kecil, jadi kolak yang masuk ke semua gelas siswa ukurannya sama. Kecewalah Jon Koplo, ditambah lagi ia kesulitan mengambil isian kolak yang terletak di dasar gelasnya yang tinggi.

Angga A Aswagata, Jl Parang Curigo No 5, RT 001/RW 005 Mojorejo, Taman, Madiun 63139

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya