Yang lebih nganyelke lagi, motor Koplo sudah diprotholi dan knalpotnya sudah diganti yang model blombongan. Setiap kali dipacu, suaranya jiannnn… mbrebeki kuping. Apa lagi kalau motornya digleyer-gleyer.
Nah, suatu hari, kebiasaan Koplo ngebut dan nggleyer-nggleyer ini akhirnya ketanggor juga. Entah lagi apes atau apa, sore itu, Koplo dan teman karibnya, Tom Gembus, baru saja pulang nongkrong di tempat favoritnya di daerah Tegalasri, Karanganyar Kota.
Ndilalah satengahe ngebut, Koplo mak nyut kelingan kalau bensinnya mau habis. Kalau ditekati, genah enggak cukup sampai rumahnya. Untung saja mata Koplo awas. Dia melihat di pinggir jalan ada rumah yang menjual bensin eceran. Dia pun mengerem seketika.
Ndilalah satengahe ngebut, Koplo mak nyut kelingan kalau bensinnya mau habis. Kalau ditekati, genah enggak cukup sampai rumahnya. Untung saja mata Koplo awas. Dia melihat di pinggir jalan ada rumah yang menjual bensin eceran. Dia pun mengerem seketika.
”Pak, tumbas bensin,” ucapnya.
Saat penjual bensin eceran keluar dan tengah melayani Koplo, tak dinyana ada seorang perempuan yang keluar dari rumahnya yang jejer dengan rumah penjual bensin itu. Tanpa banyak kata, tangannya langsung mengambil kunci kontak yang masih cemanthel di motor Koplo. Koplo pun kaget.
Perempuan itu tak memedulikan pertanyaan Koplo. Malah ia memencet sejumlah nomor di handphone-nya, lalu.
”Tolong bawa surat tilang ke rumahku ya,” pinta dia.
Setelah itu, perempuan yang ternyata polisi berpangkat tinggi di Satlantas Polres Karanganyar itu, Koplo dan Gembus tak bisa berkutik dan hanya saling berpandangan.
“Apes cah, ketanggor pulisi, ngertiya ora mampir tuku bensin neng kene!” batin Koplo.
Indah Kurniawati, SDII Al Abidin Solo, Jl. Adi Sumarmo Gg Bone Timur III, Banyuanyar, Banjarsari, Solo