SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Uji Kompetensi Guru (UKG) memang lagi menjadi berita heboh di awal Agustus 2012 ini. Mulai sosialisasi dan pelatihan yang kurang intensif, sampai pelaksanaan yang kacau balau gara-gara server tidak bisa di akses sehingga tak bisa log ini.

Hal inilah yang semakin membuat guru calon peserta UKG resah. Tak luput Lady Cempluk, guru salah satu SMA swasta markotop di Kota Solo yang seksi  (seket siji umure). Cempluk uring-uringan  karena merasa belum siap. “Maklum Dik, wis tuwa kok isih dikon melek iptek,” begitu alasannya.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Meski sudah dijelaskan berkali-kali tentang persyaratan dan segala tetek bengeknya, Cempluk masih tetap kurang percaya diri. Ia masih tanya-tanya soal persyaratan mengikuti UKG.

Pada saat menjelang hari H ujian, sekali lagi Lady Cempluk bertanya kepada Jon Koplo, rekan sejawatnya. “Eh, Dik, yang harus dibawa besok apa saja?” tanyanya.

“Jangan lupa ngasta foto kopi sertifikatnya, Bude, buat mencocokkan nomor peserta sertifikasi dan UNPTK,” terang Koplo.

Nah, peristiwa ngguyokke terjadi saat Cempluk bersama rekan-rekan guru sudah siap berangkat menempuh ujian. Ternyata yang dibawa Cempluk bukan fotokopi sertifikat pendidik melainkan sertifikat kepemilikan tanah!

Iki ta Dhik, sing kudu di gawa?” tanya Cempluk dengan polosnya.

Keruan saja rekan-rekan guru langsung pada ngguyu ngakak bahkan sampai ada yang terjongkok-jongkok.

Walah, Budhe Cempluk ki piye ta? Yang dibawa itu foto kopi sertifikat pendidik yang satu lembar itu lho. Bukan sertifikat tanah,” jelas Jon Koplo. Cempluk hanya bisa pecuca-pecucu menyesali kekonyolannya.

FX Triyas Hadi Prihantoro, SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Solo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya