Tidak lama kemudian Jon Koplo dapat telepon dari pelanggannya, minta tolong supaya di antar jagong. Berhubung Lady Cempluk itu pelanggan setiannya, maka Koplo rada perkewuh kalau mau sulaya. Sehabis mengantar Lady Cempluk ke jagongan, Cempluk memberi uang dua puluh ribuan. Jon Koplo bilang, “Mbok ya sing cilik wae ta jeng.” Cempluk bilang, “Ora ana Jon, wis gawanen dhisik.”
Koplo bermaksud memasukkan uangnya tadi, tapi badala… dompatnya tidak ada, “Kojur. Kojur… ana ngendi iki ilange”.
Koplo bermaksud mbaleni siji-siji papan kang mau diliwati, tetapi hasilnya nihil. Capek bolak-balik Koplo akhirnya pelang dengan lemas. Isi duwite pancen ora sepiroa tetapi surat-surat penting seperti STNK, SIM, sampai KTP komplet ada di sana. Ia pun pasrah kalau pun uangnya tadi sudah ditemu orang lain ia sudah ikhlas tapi surat-surat bisa di kembalikan.
Sampai di rumah Jon Koplo sambat kepada anaknya kalau kahilangan dompet. Gendhuk Nicole dan Tom Gembus cuma ketawa ngekek.
“Lho, kok malah ngguyu”, tanya Koplo.
“Ya, iya lah, sebab aku tadi ambil minum tapi dapat dompet, uangnya panas ya, Pak, kok ada di freezer?” jawab Gembus.
Ari Setyorini, Gesi RT 020/RW 007, Gesi, Gesi, Sragen 57262