Tom Gembus, guru di sebuah SMP swasta di Solo ini orangnya cukup familier. Tanpa mengurangi kewibawaannya sebagai “orangtua”, dia cukup akrab dan dekat dengan murid-muridnya. Maka tak heran kalau murid-murid banyak yang mengenal kepribadiannya, paham sifat-sifatnya, hafal karakternya, bahkan tahu tanggal kelahirannya.
Salah seorang murid, sebut saja Jon Koplo, jauh hari sudah wara-wara kepada teman-teman sekelasnya, bahwa tanggal 17 April adalah hari ulang tahun Pak Tom Gembus. Mereka pun sepakat akan memberi kejutan kepada Pak Gembus ketika mau mengajar di kelas mereka dengan memberikan kue tart dan menyanyikan lagu ulang tahun.
Hari-H telah tiba. Pagi sebelum bel masuk berbunyi, dengan dikomando Jon Koplo, murid-murid tampak riuh dan sibuk mengatur rencana mereka karena Pak Tom Gembus akan mengajar jam pertama.
“Kriiinnnggg…!!!” Tiba-tiba bel tanda masuk berbunyi. Anak-anak sudah rapi di tempat duduknya masing-masing. Pintu kelas sengaja ditutup rapat-rapat. Rencananya, begitu Pak Tom Gembus membuka pintu, meneka akan menyambut dengan lagu Selamat Ulang Tahun. Suasana hening. Jantung mereka berdebar-debar begitu mendengar suara sepatu mendekat dan berhenti tepat di depan pintu. Jon Koplo pun memberi aba-aba, murid-murid berdiri dan siap-siap menyanyi.
Begitu gagang pintu bergerak mak ceklekkk… dengan hitungan tiga, anak-anak langsung menyanyi… “Selamat ulang tahun, kami ucapkan…” suara mereka serempak. Tapi apa yang terjadi Saudara-Saudara? Suara nyanyian langsung berhenti dan berganti dengan ledakan tawa yang menggema. Ternyata yang masuk adalah Pak Bon alias tukang kebun yang bermaksud memberitahukan bahwa Pak Tom Gembus hari itu tidak masuk karena sakit.
Monica Oktaviani, Bendosari RT 04/RW 03 Pajang, Laweyan, Solo
Promosi Era Emas SEA Games 1991 dan Cerita Fachri Kabur dari Timnas
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
