Ketika jalan-jalan di dekat rumah Gembus, tanpa sengaja ia melihat TV milik tetangga sedang menyarkan pertandingan sepakbola. “Wah, gayeng kiyi, ana bal-balan neng tipi,” ujar Mbah Koplo sumringah.
Ia pun segera nggejjrit pulang agar bisa nonton bal-balan di rumah. Sampai di rumah segera mengganti channel stasiun televisi, tapi tak satu pun stasiun televisi yang menyiarkan sepak bola.
“Apa tivimu sulaya ta, Le? Mosok ora isa bal-balan?” tanya Mbah Koplo. Tentu saja Tom Gembus menjawab tidak, karena memang TV-nya dalam keadaan seger-waras.
“Lha kae, TV-ne tanggamu isa nyiarke bal-balan, kok TV-mu ora ki piye?” tanyanya lagi.
“Ah, ora mungkin, sore ngene kok ana bal-balan, Pak,” jawab Gembus. Seingatnya, saat ini kompetisi ISL atau Divisi Utama Sepakbola Liga Indonesia memang belum bergulir. Bapak-anak itu eyel-eyalan. Akhirnya keduanya pergi ke rumah tetangganya.
“Lha kae lho, siaran bal-balane gayeng banget,” ujar Mbah Koplo ketika sampai di rumah tetangga Gembus, Kontan saja Gembus tertawa terpingkal-pingkal.
“Lho, ngapa kok ngguyu?” tanya Mbah Koplo tidak mudheng.
“Oalah Pak, Pak, kae bal-balan ora tenanan. Kae Playstation,” Gembus menjelaskan tharik-tharik kalau gambar yang terpampang di-TV tetangga itu hanyalah game alias permainan yang mirip sepakbola sungguhan. Mbah Koplo hanya manthuk-manthuk sajak mudheng-mudhenga kae.
Krisnanda Theo Primaditya, RT 004/RW 019 No. 15 B, Mojosongo, Solo