JON KOPLO: Donor Dhawah

Jon Koplo adalah seorang aktivis kampus sekaligus aktivis kemanusiaan. Di samping punya banyak kegiatan di kampusnya, mahasiswa UNS (universitas neng Solo) ini merasa terpanggil untuk peduli terhadap sesama dengan menjadi pendonor darah sukarela. Setiap tiga bulan sekali Koplo rutin menyumbangkan darahnya. Demikian pula yang terjadi pada bulan lalu.
Sore itu seusai kegiatan kampus, ia mampir ke PMI. Kebetulan hari itu adalah jadwal rutin menyumbangkan darahnya. Setelah mengisi formulir dan diperiksa tensi dan hemoglobin darahnya, ia pun dipersilakan menuju ruang pengambilan darah yang dilayani oleh seorang perawat, sebut saja Gendhuk Nicole. Koplo segera berbaring dan mengulurkan tangannya untuk disuntik.
Seperti biasanya, pengambilan darah berlangsung lancar. Namun setelah pengambilan darah, Gendhuk Nicole meminta Koplo untuk melengkapi data berat badan yang tadi belum ditulisnya.
“Saya stabil di-60-an kilo kok, Mbak,” kata Koplo. Namun Gendhuk Nicole tetap memintanya untuk menimbang badan dan melengkapi datanya.
Jon Koplo yang masih merasa lemas segera menuju ke timbangan. Saat melihat jarum yang masih bergerak naik-turun di kisaran angka 60, tiba-tiba saja pandangan matanya kabur, rasanya semrepet, dan tiba tiba saja mak gedebug, Koplo tumbang. Gendhuk Nicole dan para petugas di situ langsung memberika pertolongan.
Setelah sadar, dengan sedikit pekewuh Koplo nyruput teh manis hangat yang dihidangkan oleh petugas PMI untuk memulihkan stamina. Usut punya usut, Jon Koplo lemas lantaran kehabisan energi. Perutnya belum diisi setelah sarapan karena ketungkul aktivitas yang padat di kampus.
“Lain kali sebelum mendonorkan darah perutnya diisi dulu ya, Mas,” saran seorang dokter senior di situ. Koplo hanya bisa pringas-pringis kisinan.

M Dicky Kurniawan, Joglo RT 002/RW 010 Kadipiro, Banjarsari, Solo

Berita Terkait

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif