SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

24-ahtenaneSelama lima hari 14-18 Januari 2014, Jon Kolplo, guru sebuah SMA swasta di Solo, mendampingi siswa-siswinya kelas XI, study tour ke Pulau Bali. Karena perjalanan cukup jauh dan menggunakan bus yang ber-AC, maka tidak dipungkiri setiap perjalanan harus mampir ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Bukannya mau ngisi bensin, tapi sekadar mampir pipis. Nah, kesempatan seperti inilah, Jon Koplo harus ekstra keras dalam memberikan pengawasan. Karena banyak siswa yang klelar-kleler, tidak sigap segera kembali ke bus.

Demikian juga ketika perjalanan pulang, pukul 05.00 WIB bus itu mampir di Nganjuk untuk memberi kesempatan buang air. Namun karena jadwal sampai Kota Solo sudah terlambat, Koplo ngoprak-oprak muridnya dan ngecek kembali siswa yang belum masuk bus.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun sialnya, usai kembali dari mencari siswa-siswinya, ternyata busnya sudah tidak ada alias sudah tancap gas. Saat itu juga Koplo lemas dan sedikit bingung. “Piye iki, Cah, ditinggal bus, padahal rombongan terakhir,” keluhnya.

Untung saja ada tukang ojek, sebut saja Tom Gembus, yang baik hati, “Ayo, Pak, bonceng saya saja, kita kejar bus itu, pasti dapat,” ajaknya.

Benar juga tidak sampai 2 km bus sudah “ketangkap,” karena ternyata berhenti dan menunggu. Dan Koplopun masuk bus sambil merasa lega. Tak ayal lagi sorak sorai semua penumpang bergema, “Hore, Pak Guru kembali setelah ditinggal bus.” Betul-betul pengalaman pertama yang tak terlupakan.

 

FX Triyas Hadi Prihantoro, SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya