SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

05-ahtenaneMeskipun masih duduk di salah satu SMKN di Solo, Gendhuk Nicole sudah terbiasa memasarkan arem-arem, dagangan ibunya. Sebelum berangkat sekolah, Gendhuk membantu ibunya menitipkan arem-arem kepada penjual snack di pinggir jalan, sebagian dibawa ke sekolah untuk dititipkan di kantin.

Pada Bulan Desember lalu, guru Gendhuk yang bernama Lady Cempluk pesan arem-arem 50 biji yang akan digunakan untuk konsumsi rapat. Dari rumah arem-arem tersebut dimasukkan ke dalam kardus, kemudian ditali dengan rafia di goncengan motornya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setelah pamit kepada ibunya, Gendhuk melaju dengan motornya. Sampai di depan sekolah, ia terkejut kerena laju motornya dihentikan Pak Polisi yang sedang menggelar oparasi.

Gendhuk yang merasa belum punya SIM lengsung menjawab, “Maaf, Pak. STNK-nya biasa saya taruh di jok motor. Untuk mengambil, dusnya harus dibongkar dulu, Pak”.

“Sekolah kok bawa dus, ini isinya apa?” tanya Jon Koplo.

“Ini arem-arem, Pak. Pesanan Ibu Guru untuk rapat,” jawab Gendhuk  Nicole.

“Ya sudah, enggak usah dibongkar, daripada repot. Kamu langsung masuk sekolah saja,” pinta Pak Koplo.

“Iya, Pak. Terima kasih,” jawab Gendhuk sambil nyetarter motornya.

Sampai di parkiran sekolah,Gendhuk merasa lega. Ia menepuk-nepuk dus sambil berkata, “Slamet-slamet… Ora kena tilang berkat arem-arem.”

 

Retno Budiarti, SMKN 3 Solo. Jl. Brigjen Sudiarto No. 34 Solo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya