SOLOPOS.COM - Jokowi-Prabowo (news.liputan6.com)

Solopos.com, JAKARTA — Isu negatif yang kerap dituduhkan kepada Prabowo Subianto berimplikasi pada menurunnya kepercayaan masyarakat dan berpotensi menurunkan dukungan pada Prabowo hingga 50% dalam Pilpres 9 Juli 2014.

Ada empat isu yang dinilai Lembaga Survei Indonesia (LSI) sering dijadikan kampanye hitam bagi Prabowo. Pertama adalah isu keterlibatannya dalam kasus penculikan aktivis 1998. Isu kedua adalah hubungan keluarga yang tidak harmonis. Isu ketiga adalah sifat temperamental yang berujung menggunakan kekerasan, dan terakhir ketidaksuksesan Prabowo dalam berbisnis.

Promosi Kisah Petani Pepaya Raup Omzet Rp36 Juta/bulan, Makin Produktif dengan Kece BRI

Hasilnya, hampir 70% responden tidak pernah mendengar isu tersebut. Namun, jika responden pernah mendengar keempat isu ini, tingkat kepercayaan orang terhadap kebenaran isu tersebut mencapai 50% hingga 72.4%.

Lebih lanjut, jika memang terbukti keempat isu tersebut benar, maka rata-rata 50% pemilih cenderung tidak akan memilih Prabowo. Alasan tertinggi pemilih menyatakan menolak mendukung Prabowo adalah isu temperamental dan suka menggunakan kekerasan (jika terbukti benar) (51.5%).

Sementara persepsi Prabowo terbukti tidak sukses dalam bisnis dan perusahaannya banyak yang bangkrut mencapai 48%. Penolakan karena isu Prabowo terlibat dalam kasus penculikan aktivis 1998 mencapai 43%, dan isu ketidakharmonisan rumah tangganya mencapai 40%.

Menurut LSI, Pilpres 2014 ini akan diwarnai oleh marak dan masifnya kampanye negatif yang akan menyerang kedua capres.

“Karena pada survei ini memperlihatkan bahwa jika pemilih memercayai kampanye negatif, akan berefek cukup besar terhadap tingkat keterpilihan pasangan capres,” kata juru bicara LSI Ardian Sopa, dalam konferensi pers Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif, Jakarta, (20/5/2014).

Sementara itu, lawan Prabowo menuju RI-1 Joko Widodo juga diterpa kemungkinan penurunan dukungan, meskipun tak setinggi Prabowo. Jika empat isu yang menjadi kampanye negatif dipercaya pemilih dan terbukti benar, maka hal tersebut akan menurunkan dukungan pada Jokowi sekitar 40%.

Adapun isu tersebut antara lain, Jokowi dianggap terlibat dalam kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta dari China (44.9%). Ada pula isu Jokowi akan mengedepankan kaum minoritas dibandingkan kelompok muslim (42.5%), Jokowi dianggap dikendalikan Megawati dan negara asing (40.2%), dan anggapan Jokowi suka berbohong, karena tidak menyelesaikan jabatan sebagai gubernur Jakarta selama lima tahun penuh (40%).

Menurut Pengamat Politik Fisipol UGM, Arie Sujito, tim sukses kedua kubu berperan dalam menciptakan namun juga mengatasi potensi kisruh yang dapat ditimbulkan dari kampanye negatif. Kedua kubu mestinya menerapkan sikap sehat dalam persaingan Pilpres dan berorientasi pada kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya kepentingan blok semata, tambahnya.

“Pertarungan makin keras, diperlukan sikap sehat dan elegan agar kampanye seperti ini dapat dikurangi. Berfikirlah tidak untuk blok tertentu, tapi untuk kebaikan rakyat. Ini yang seharusnya dilakukan kedua kubu,”kata Arie kepada JIBI/Bisnis.

pengumuman un sma 2014, un sma 2014, un 2014, tidak lulus un, un sma sragen, un sragen, siswa lulus un

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya