SOLOPOS.COM - Ilustrasi wujud virus corona. (Reuters)

Solopos.com, JAKARTA -- Presiden Jokowi menyebut panas matahari seperti di Indonesia dapat membuat virus corona cepat mati, mengacu pernyataan pemerintah Amerika Serikat (AS). Namun dari sudut pandang medis, cuaca panas dan lembab tidak serta merta bisa membunuh virus dalam tubuh manusia.

Direktur Utama RSUP Persahabatan, dr Erlina Burhan, mengakui virus corona atau SARS-CoV-2 ini bisa mati dalam suhu dan kelembaban tinggi serta panas matahari. Cuaca panas dan lembab seperti itu memang ada di Indonesia.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sesak Napas & Kejang, Pemudik Grobogan Meninggal di Rumah Bidan

"Jadi virus sebenarnya tidak aktif ketika di luar tubuh. Virus ini bisa mati dalam suhu tinggi, terkena panas matahari, dan kelembaban tinggi. Nah di Indonesia ini kita beruntung. Karena kelembahan di Indonesia itu bisa 80%," kata Erlina dalam diskusi daring Aspek Keamanan dalam Meliput Pandemi Covid-19, Sabtu (25/4/2020).

Meski demikian, tidak semua virus bisa mati di tengah cuaca lembab dan panas matahari. Virus termasuk corona memang bisa mati di bawah cuaca lembab dan panas matahari, namun hanya yang sudah berada di luar tubuh.

Hendak Operasi Caesar, Ibu Hamil Asal Nogosari Boyolali Positif Covid-19

"Pada kelembaban 50% virus memang bisa mati, tapi perlu diingat itu hanya di luar tubuh. Sedangkan yang berada di dalam tubuh masih bisa hidup," kata Erlina.

Protein yang Cocok

Di dalam tubuh, virus corona bisa tetap hidup asalkan menemukan kondisi yang cocok. Virus tersebut bisa hidup dan bereplikasi jika menemukan protein yang cocok. Menurut Erlina, protein ini paling banyak terdapat di saluran pernafasan.

Isolasi Desa Paulan Colomadu Karanganyar Dibuka, Giliran Baturan Ditutup

"Kalau [virus corona] banyak, maka menimbulkan kerusakan. Kalau kerusakan banyak, maka timbul keluhan. Keluhannya tidak hanya batuk, tapi juga sakit kepala," terang Erlina.

Saat ini ada temuan keluhan baru dari pasien Covid-19, yaitu kemampuan mencium dan mengecap yang berkurang. Karena itu, pasien hanya merasakan semua yang masuk ke hidung dan mulut hambar saja.

Dikutip Jokowi, Ternyata Ini Pejabat AS Penyebut Virus Corona Mati di Cuaca Panas

"Baru kemudian kalau [virus] sudah ke bawah, gangguan tenggorokan, kalau sudah ke bawah lagi ke paru jadi batuk. Kalau meluas jadi sesak napas," jelasnya.

Jika terjadi batuk, maka virus corona tersebut akan keluar dan bisa menempel di berbagai permukaan benda. Jika droplet jatuh ke meja atau kursi dan tersentuh oleh tangan orang lain, di sinilah awal mula terjadi penularan. Jika tangan itu kemudian menyentuh hidung dan wajah, maka orang tersebut akan tertular.

Jokowi Sebut Virus Corona Cepat Mati di Cuaca Panas Indonesia

Pejabat AS

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan cuaca lembab dan panas matahari seperti di Indonesia dapat membuat virus corona penyebab Covid-19 lebih cepat mati. Pernyataan Jokowi tersebut mengacu pada pernyataan pemerintah Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan Jokowi setelah mendengar pernyataan dari pejabat Department of Homeland Security AS terkait penelitian terhadap pendemi virus corona.

Jadwal Imsakiyah Kota Solo Ramadan 1441 H, 24 April - 23 Mei 2020

Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa suhu udara, sinar matahari, dan tingkat kelembaban udara, sangat memengaruhi kecepatan kematian virus corona. Baik virus SARS-CoV-2 tersebut berada di udara maupun di permukaan yang tidak berpori.

"Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi kelembaban, dan adanya paparan langsung sinar matahari akan semakin memperpendek masa hidup virus Covid-19. Di udara dan di permukaan yang tidak berpori," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jumat (24/4/2020), dilansir Suara.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya