SOLOPOS.COM - Calon presiden terpilih Joko Widodo alias Jokowi memberi sedekah kepada salah seorang tukang becak, Bambang, 60, di Jl dr Rajiman, Panularan, Laweyan, Solo, Sabtu (26/7/2014). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Kepulangan calon presiden (capres) terpilih Joko Widodo alias Jokowi ke kota kelahirannya, Solo, Sabtu (26/7/2014), tidak hanya demi melepas kerinduan kepada keluarga. Setelah berbulan-bulan disibukkan dengan aktivitas politik yang melelahkan di pelbagai pelosok Nusantara, Jokowi melepas kepenatan itu dengan bersosialisasi di kampung halaman.

Jokowi hanya sempat pulang kampung selama dua malam satu hari. Pasalnya, Minggu (27/7/2014), mantan wali kota Solo yang kini Gubernur DKI Jakarta itu harus kembali ke Ibu Kota. Meski demikian, cukup lengkap kegiatan Jokowi di Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tradisi sungkeman kepada orang tua tetap dipertahankan sosok lelaki bertubuh tinggi itu. “Pulang ya tengok anak. Besok [hari ini] kembali ke Jakarta. Namanya anak ya kangen dong. Berapa bulan, saya tak ketemu mereka. Saat bertemu ya biasa. Sungkem kepada ibu, ya harus. Ya, semua biasa saja. Kami tidak pernah kagetan,” ujar calon pengganti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu saat ditemui wartawan di Pasar Klitikan Notoharjo, Semanggi, Solo, Sabtu siang.

Figur yang suka berkemeja putih lengan panjang itu selalu ingat dengan pesan ibundanya, Sudjiatmi. Ketika sungkem dengan ibundanya, Jumat (25/7), Jokowi menerima pesan-pesan sederhana dari perempuan yang tinggal di Sumber, Banjarsari, Solo itu. “Pesan Ibu, jangan berubah, kerja yang baik. Pesan-pesan itu sederhana, tapi mengandung makna yang dalam,” ujarnya.

Ketika bertemu dengan anak, keponakan, dan kerabat lainnya, Jokowi tak lupa bagi-bagi fitrah (THR). Jokowi juga kangen dengan makanan favoritnya ketika Lebaran bersama keluarga. Lontong opor, serabil, dan jajanan pasar menjadi klangenan Jokowi saat merayakan Idul Fitri. “Tidak ada yang berubah di keluarga kami. Anak-anak tetap tinggal di Solo. Mereka sekolah ya sekolah, tidak ada yang akan berubah,” akunya.

Prestasi luar biasa yang diraih selama menjabat wali kota Solo pun tetap diingat Jokowi. Bapak dari tiga anak itu ingin melihat perkembangan Pasar Notoharjo yang dibangun dengan susah payah delapan tahun silam. Dia mengenang bagaimana proses perpindahan pedagang dari Monumen Banjarsari dan di sekitar Pasar Legi ke Pasar Notoharjo (klitikan). Banyak pedagang yang menolak dan bahkan menggelar aksi unjuk rasa.

Bertemu Jago Demo

Jokowi blusukan ke kios-kios onderdil motor dan berdialog dengan para pedagang. Dia berjalan kaki dari gang-gang sempit dan melewati jalan sempit di antara parkir motor. Di kala itulah, Jokowi bertemu sosok pedagang yang amat bandel dan menolak saat relokasi. “Hla ini yang jago demo. Dia ini jagonya demo saat relokasi pedagang ke pasar ini,” ucap Jokowi spontan.

Orang tersebut tidak lain, Joko PKL, 50, pedagang asal Bibis Baru, Banjarsari. Joko dulu pernah menjadi Ketua Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Banjarsari yang kencang menolak relokasi. Kini, Joko mengaku sebagai tim sukses Jokowi. “Dulu, saya sebagai ketua PKL hanya menyuarakan aspirasi PKL yang tidak ingin direlokasi. Ibarat perang, saya ini kalah, ya harus menerima kekalahan. Dengan kesadaran bersama, kami akhirnya mau pindah ke Semanggi ini,” akunya.

Hari Setiawan, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Notoharjo, amat berterima kasih kepada Jokowi. Omset penjualan para pedagang Pasar Klitikan meningkat pesat, bahkan Hari mengklaim naik 10 kali lipat.

Jokowi amat berbangga hati dengan kondisi Notoharjo yang berkembang pesat sejak ditinggal ke Jakarta. Tak sedikit pedagang dan pengunjung yang berebut jabat tangan dengan Jokowi. Sepanjang kunjungannya di pasar itu, Jokowi dikelilingi puluhan orang yang ingin sekadar melihat sosok Jokowi hingga berjabat tangan.

“Dapat dua amplop. Isinya, satu, dua, tiga. Rp35.000/amplop. Lumayan!”

Seusai blusukan, Jokowi pun kembali ke rumahnya di Sumber. Sepanjang perjalanan pulang, Jokowi sempat bagi-bagi fitrak kepada para tukang becak di sepanjang rute perjalanan, seperti Jl Veteran, Jl Bhayangkara, Jl dr. Rajiman, Jl Dr. Moewardi, hingga Jl Adisucipto dan Jl Ahmad Yani.

Bambang, 60, tukang becak yang mangkal di sebelah timur halte Batik Solo Trans di Jl dr. Rajiman, menjadi salah satu tukang becak yang bejo. Jokowi mengacungkan tangan kanannya yang berisi dua amplop putih ke arah Bambang. Dengan cekatan, Bambang beranjak dari duduknya di becak untuk menerima uluran amplop dari Jokowi yang menaiki Toyota Innova berwarna hitam itu.

“Dapat dua amplop. Isinya, satu, dua, tiga. Rp35.000/amplop. Lumayan!” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya