SOLOPOS.COM - Jokowi (Dok/JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Sejumlah tokoh menganalogikan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) seperti layaknya Parikesit dalam cerita pewayangan.

“Ayah Parakesit adalah Raden Abimanyu yang juga anaknya Arjuna. Jadi Parikesit ini adalah cucunya Arjuna,” ujar penggagas kegiatan penyelenggaraan wayang kulit, Hermanto Dardak di Jakarta, Sabtu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebelumnya, pada Jumat (26/9/2014) malam, diselenggarakan pergelaran wayang kulit dengan judul Parikesit Dadi Raja sebagai bentuk syukuran terselenggaranya Pilpres 2014 yang aman dan damai.

Raden Parikesit lahir pascaperang Baratayuda. Parikesit merupakan putra dari Raden Abimanyu dengan Dewi Utari. Parakesit sangat disayang oleh para Pandawa. Jokowi, sambung dia, sama halnya dengan cerita Puntadewa (Yudhistira) ketika menetapkan pewaris tahta kerajaan Hastina.

Hermanto menjelaskan jika yang menjadi pertimbangan tradisi dan trah kerajaan, seharusnya penerus tahta Hastina adalah Pancawala. Namun Pancawala gugur dalam perang Baratayuda, maka tahta seharusnya jatuh ke tangan cucu Puntadewa, Pancakusuma.

“Tapi suara rakyat menghendaki dan mendesak Puntadewa untuk mempertimbangkan Parikesit yang merupakan cucu Arjuna.” Raden Abimanyu adalah satria pemegang Wahyu Cakraningrat yang berhak memimpin Hastina. “Parikesit melambangkan pentingnya dilakukan pendadaran. Parikesit jadi raja, tidak hanya karena suratan takdir, tetapi pendadaran,” jelas Hermanto Dardak.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum itu menambahkan yang terpenting ke depannya adalah bagaimana mewujudkan tatanan wilayah yang aman, nyaman, produktif, serta ekonomi yang berkembang dengan baik.

Juru Bicara Alumni Fakultas Ilmu Sosial 1978, Asri Hadi, mengatakan pergelaran wayang tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada relawan, pendukung dan seluruh masyarakat yang sudah memilih Jokowi sebagai presiden pada pemilihan presiden 9 Juli 2014. “Lakon Parikesit Dadi Ratu mengandung nilai-nilai positif yang dapat menjadi pedoman masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kisahnya mirip dengan Jokowi,” lanjut Asri Hadi.

Setelah perjuangan yang bergejolak dan penuh konflik pergantian Raden Parikesit dilakukan dengan sistem kaderisasi yang disiapkan secara matang melalui suksesi yang terprogram dan damai sehingga tidak menimbulkan konflik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya