SOLOPOS.COM - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). (Dok/JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, JAKARTA – Mahkamah Konstitusi (MK) mengukuhkan putusan KPU yang menetapkan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019.

Jika Jokowi yang saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta itu melenggang menjadi RI 1, maka otomatis posisinya akan digantikan oleh wakilnya, Basuki T. Purnama (Ahok).

Promosi Aset Kelolaan Wealth Management BRI Tumbuh 21% pada Kuartal I 2024

“[Langkah pertamanya nanti] sama saja, kayak Plt saja, nggak ada yang beda. Mirip-mirip saja. Langkah pertamanya ya latihan fisik saja, karena tandatangan lebih banyak kan,” canda Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (22/8/2014).

Dalam kesempatan ini Ahok juga mengomentari tentang putusan MK. Dia meyakini, putusan tersebut menjadi langkah terakhir.

“Ya kita taat konstitusi saja. Ya putusan MK ya sudah pasti, mau ke mana lagi. Kalau MK sudah putusin ya final, selesai,” kata Ahok. Ditanya kesiapannya sebagai gubernur, kader Gerindra ini hanya menanggapi santai.

Ahok menuturkan, tak akan banyak perbedaan yang dia lakukan jika nanti sudah sah menggantikan Jokowi sebagai orang nomor satu di DKI. Suami Veronica Tan ini hanya berujar dia akan melanjutkan kebijakan Jakarta Baru yang sudah dia gariskan bersama Jokowi dalam hampir dua tahun belakangan ini.

 

Lalu, siapa sosok yang dia harapkan mendampinginya nanti? Mantan Bupati Belitung Timur itu berharap wakilnya nanti merupakan seorang pekerja keras yang rela bekerja dari pagi hingga malam hari.

“Wakilnya juga kita nggak tahu siapa. Terserah kepada partai. Tapi saya syaratkan, mesti cari orang yang jujur yang mau kerja keras. Kalau dia nggak mau kerja keras, kita drive pagi sampai malam seperti itu, ya bisa ribut,” ujar Ahok.

Ahok mengatakan, yang terpenting adalah karakter calon Wagubnya nanti harus teruji. Dia meyakini, teori yang dikemukakan Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln, bahwa karakter seseorang baru teruji kalau pernah diberi kekuasaan.

Jika bisa memilih sendiri wakilnya, Ahok kemungkinan memilih orang non-kader partai politik. Melainkan, PNS DKI yang sudah berpengalaman dalam pemerintahan.

“Ya dong, jangan punya jam tangan Richard Miller berapa biji tapi bayar pajaknya nggak sesuai, misalnya. Kalau boleh pilih, aku mau pilih yang kayak Bu Yani [Deputi Gubernur DKI bidang Pembangunan Sarwo Handayani] jadi wakil gubernur. Kerja keras, jujur, dan dedikasi. Kalau boleh pilih aku pilih dia jadi wagub gua,” beber Ahok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya