SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Paulus Tandi Bone)

Solopos.com, JAKARTA — PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) mengincar dana pinjaman senilai US$6 miliar atau setara dengan Rp70,2 triliun untuk membangun 22 pelabuhan di Indonesia.

Direktur Utama Pelindo II Richard Joost Lino mengatakan untuk memperbaiki infrastruktur konektivitas seperti yang diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupa tol laut, pihaknya telah menyiapkan rencana pembangunan pendulum nusantara.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Pelindo II memiliki masterplan pendulum nusantara yang akan memperbaiki 22 pelabuhan kecil, termasuk 6 pelabuhan besar dari Sabang sampai Merauke. “Sekitar 22 pelabuhan dibereskan dalam 5 tahun, butuh dana sekitar US$5 miliar hingga US$6 miliar mulai dari Belawan hingga Sorong,” ungkapnya, Rabu (3/9/2014).

Dia mengungkapkan, sebanyak 22 pelabuhan tersebut harus diperbaiki untuk memenuhi standar minimum rata-rata ASEAN. Perbaikan tersebut diperkirakan dapat menambah pertumbuhan ekonomi rerata 0,31%. Jika perbaikan standar pelayanan produktifitasnya menyamai pelabuhan di Singapura, diperkirakan akan menambah pertumbuhan ekonomi rerata 0,78% setiap tahun.

Pembiayaan pembangunan megaproyek tersebut, sambungnya, tidak perlu menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana investasi megaproyek tersebut dapat disediakan oleh Pelindo II. Perusahaan pelat merah itu akan mencari pendanaan dari pinjaman perbankan baik lokal maupun asing. Perseroan juga membuka opsi pendanaan dari obligasi maupun dari kerjasama dengan perusahaan lain.

Dia mencontohkan, pembangunan proyek pelabuhan New Priok yang menelan investasi US$2,5 miliar, Pelindo II mendapatkan dana pinjaman US$1,2 miliar dari perbankan asing atau setara dengan Rp14 triliun. Sisa dana investasi yang dibutuhkan, didapat dari joint venture antara Pelindo II dengan perusahaan asal Jepang Mitsui & Co. Ltd. pada Februari 2014.

Kerjasama tersebut menyepakati pembentukan anak usaha joint venture yang bertindak sebagai operator pengelola yakni New Priok City One. Dalam perusahaan patungan tersebut, Pelindo II memegang porsi saham 51% dan Mitsui sebesar 49%. Menilik dari keberhasilan tersebut, Lino mengaku optimistis dapat memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan megaproyek tol laut itu.

Opsi pendanaan yang akan dipilih bisa melalui pinjaman bank asing, kemudian setelah 5 tahun akan menerbitkan obligasi untuk melakukan refinancing. “Enggak perlu pakai APBN, tapi jangan diganggu. Seperti tiba-tiba bikin pelabuhan yang sama, jadinya kami enggak bisa financing,” paparnya.

Lino menambahkan, hingga saat ini, Pelindo II masih memiliki ruang untuk mencari pendanaan US$4 miliar hingga US$5 miliar. Dia yakin dapat memeroleh dana pinjaman selama proyek yang dijaminkan dapat dipercaya oleh kreditor. Sementara itu, kinerja perseroan hingga kuartal I/2014 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp1,77 triliun. Pendapatan itu meningkat 11% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dia mengungkapkan dari pendapatan tersebut, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp332,28 miliar. Hal itu didukung oleh arus peti kemas di 12 cabang pelabuhan dalam boks sebanyak 1,23 juta boks atau sebanyak 1,62 juta twenty-feet equivalent units (TEUs).

Pelindo II membidik pertumbuhan pendapatan hingga akhir tahun ini mencapai 25% menjadi Rp2,5 triliun dari periode 2013 sebesar Rp2 triliun. “Sampai akhir tahun proyeksi pendapatan sekitar 25%. Kalau sudah Pilpres lebih jelas lagi, karena semua sudah stabil,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya