SOLOPOS.COM - Gibran Rakabuming Raka menunjukkan martabak manis kepada awak media di depan otlet terbaru Markobar di Indomaret Point Kolombo, Sabtu (25/3/2017). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Presiden Jokowi mengaku sedih anak-anaknya enggan meneruskan usaha mebelnya yang dia bangun puluhan tahun.

Solopos.com, BANDUNG — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyesalkan ketiga anaknya enggan dan tidak ada satupun yang tertarik untuk melanjutkan usahanya di bidang furniture yang ditekuninya sejak puluhan tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya sudah 27 tahun berusaha [furniture] sampai sekarang masih hidup. Ekspor ke Eropa, Amerika. Sekarang banyak ke Korea, Jepang. Tapi yang saya sedih anak saya enggak ada yang mau terusin usaha saya, padahal pabriknya ada, alatnya ada, karyawannya ada,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menjadi keynote speaker dalam Entrepreneurs Wanted! (EW!) di Gedung Sasana Budaya Ganesha Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Senin (18/12/2017).

Pada kesempatan itu, Jokowi menceritakan pahit manisnya menjadi seorang pengusaha meubel atau furnitur di sebuah kota kecil. Jokowi mengaku akhirnya paham betul seluk-beluk dalam merintis sebuah usaha.

“Saya tahu betul seluk-beluk berusaha. Saya tahu betul bagaimana cari modal usaha di awal-awal kemudian keliling cari pembeli, mengurus perizinan yang rumit, mengisi SPT pajak, mengurus karyawan, membeli alat produksi,” paparnya.

Ia juga mencurahkan perasaannya yang sempat syok saat mengetahui ternyata anaknya yang pertama justru lebih tertarik untuk berjualan martabak.

“Anak saya pertama datang ke saya, ‘Pak saya mau jualan martabak’. Ini [usaha] sudah gede tinggal diurusin, saya shocked juga. Waduh jualan martabak,” ungkapnya. Baca juga: Hubungan Kaus Kecebong Kaesang Pangarep dengan Markobar.

Namun, ia terkejut saat kemudian hanya dalam waktu lima tahun saja brand value pabrik kayu yang dibangunnya kalah dibandingkan martabak milik Gibran Rakabuming Raka, putra sulungnya. “Tapi baru 5 tahun brand value pabrik kayu yang saya miliki dengan martabak yang Gibran miliki lebih besar Gibran 5 kali lipat,” ujarnya.

Hal itulah yang menurut Jokowi membedakan antara generasi tua dengan generasi muda saat ini. Ketika generasinya dahulu lebih bangga jika memiliki aset besar, karyawan banyak, dan ekspor besar. Saat ini menurut dia, ada hal yang lebih besar nilainya yakni brand value.

“Belum urusan martabak rampung, [anak saya] yang kecil, baru 3 bulan ini ngomong ke saya ‘Pak saya mau jualan pisang goreng’,” katanya. Baca juga: Kaesang Pangarep Jual Kaus Kecebong, Ini Harga & Cara Ordernya.

Tetapi, Jokowi mengaku sulit untuk menolak permintaan anaknya itu karena belajar dari pengalaman sukses Gibran membangun brand Markobar. “Silakan,” kata Jokowi pada akhirnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya