JOKOWI MENANG: Suka Begadang, Jokowi Tak Bisa Gemuk

Pendukung pasangan Calon Gubernur DKI, Joko WIdodo-Basuki Tjahaja Purnama, memakai topeng bergambwa wajah keduanya saat memantau hasil hitung cepat (quick count) di rumah paman Jokowi, Miyono, di Jl Ahmad Yani, Solo, Kamis (20/9/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jokowi sangat suka kerja keras, kalau perlu tidak tidur,” ujarnya sambil terkekeh saat dijumpai di rumahnya di Jl Ahmad Yani 297, Gondang, Manahan, Banjarsari, Solo. Diakuinya postur tubuh Jokowi yang cenderung kurus ini mungkin juga dipengaruhi karena kebiasaannya begadang dan lupa makan. “Makannya semaunya, tidak teratur. Tapi fisiknya kuat sekali. Oleh karena itu kemarin [Pilkada putaran satu] saya wanti-wanti kepada istrinya supaya memperhatikan pola makan dan kesehatannya. Biar tidak drop,” ujarnya.

Suasana rumah Miyono hari ini cukup riuh karena puluhan orang yang memakai baju kotak-kotak memadati tempat itu. Mereka bersuka cita menyambut kemenangan sementara hasil quick count Pilkada DKI, dimana Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi) unggul dari pasangan Foke-Nara. Saat sejumlah stasiun TV mulai menayangkan hasil perhitungan yang menunjukkan keunggulan Jokowi dan pasangannya, Ahok, puluhan pendukung langsung menaburkan potongan kertas ke udara sebagai salah satu simbol sukacita. Sementara itu beberapa pendukung lain langsung melakukan aksi potong kumis dan memangkas habis rambut mereka sebagai ucapan syukur dan sukacita atas kemenangan pasangan Jokowi-Ahok.

Miyono mengaku aksi tersebut tidak direncanakan dan merupakan spontanitas dari pendukung Jokowi yang ada di Solo. Dia dan segenap keluarganya optimistis Jokowi mampu menjawab tantangan warga Jakarta. Meskipun demikian, dirinya senantiasa berpesan agar kelak jika sudah dilantik Jokowi harus bekerja dengan baik.

Disinggung mengenai cerita pencalonan Jokowi sebagai Gubernur DKI dulu, Miyono membeberkan niatan keponakannya tersebut diutarakan sewaktu keluarga besar mereka sedang liburan di daerah Kemuning, Karanganyar. “Di sana Joko meminta restu saya beserta segenap keluarga besar untuk maju mencalonkan diri sebagai Gubernur. Kami sekeluarga senantiasa mendukung mutlak dan yang kali pertama mengingatkan kalau Joko melakukan kesalahan,” terangnya.

Diceritakan Miyono, Joko Widodo dulunya anak yang biasa saja, tidak neko-neko. Namun diakuinya, Jokowi termasuk anak yang cerdas. Prestasinya selalu menonjol sejak duduk di bangku SD Tirtoyoso III Gondang, Manahan. Kemudian Jokowi melanjutkan sekolahnya di SMP 1 Solo dan SMA 6 Solo. Setelah itu atas pertimbangannya sendiri, Jokowi melanjutkan sekolahnya di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Hubungan Jokowi dan Miyono menjadi lebih dekat semenjak kematian ayahanda Jokowi pada tahun 2000 silam. Miyono adalah tiga bersaudara tertua dari ibunda Jokowi, Sujiatmi Notomiatjo, 69. Pemilik usaha permebelan Roda Jati ini selalu menjadi orang pertama yang dijadikan bahan pertimbangan oleh Jokowi ketika menghadapi setiap permasalahan.

Menurut Miyono, salah satu persoalan muncul ketika Jokowi hendak maju ke Pilkada DKI adalah Putra pertama Jokowi, Gibran Rakabuming, 24, menyatakan keberatan atas pencalonan ayahnya. Sebagai yang dituakan di keluarga, Miyono, akhirnya turun tangan untuk menjadi jalan tengah bagi ayah-anak tersebut. Setelah diajak berdiskusi akhirnya Gibran menyetujui rencana ayahnya maju ke Jakarta. Sementara itu, dua putra dan putri Jokowi yang lain tidak keberatan dengan rencana tersebut.

Pada akhir wawancara, Miyono hanya memiliki satu harapan. “Jokowi bisa kerja dengan baik. Itu saja,” pungkasnya.