SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada para menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan BUMN tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, di Hotel Grand Hyatt, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (25/3/2022). (ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Kris/am)

Solopos.com, BADUNGPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengancam akan mengganti atau me-reshuffle menteri yang kementeriannya masih memakai produk impor. Ancaman yang sama berlaku kepada direksi BUMN dan pemotongan DAK dan DAU untuk pemerintah daerah.

Jokowi mengatakan hal itu dalam Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3/2022). Jokowi pun meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh mengawasi realisasi kebijakan sebanyak 40 persen alokasi anggaran di APBN, APBD dan BUMN digunakan untuk belanja produk dalam negeri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Menteri Keuangan, BPKP betul-betul mengawasi, sudah berapa sih transaksi yang ada? Lapor harian ke saya,” kata Presiden Jokowi, sebagaimana ditayangkan langsung Youtube Sekretariat Presiden, dilansir dari Antara.

Baca Juga: Mitos Rabu Pon, Jokowi Umumkan Reshuffle Kabinet 2022 Hari Ini?

Presiden mengingatkan terdapat konsekuensi jika alokasi belanja produk lokal dalam penggunaan anggaran daerah tidak mencapai 40 persen dari total belanja.

“Konsekuensinya, saya sudah sampaikan ke Menkeu, sudahlah. Kalau ada yang tidak semangat, potong DAK (Dana Alokasi Khusus) setuju? kelihatannya pada ngeri semua, tak potong betul nanti, DAU (Dana Alokasi Umum) hati-hati saya tahan jika ada yang tidak taat pada yang kita sepakati hari ini,” ujarnya.

Konsekuensi juga berlaku bagi BUMN dan jajaran kementerian/lembaga yang tidak taat untuk membelanjakan anggaran barang dan jasa sebanyak 40 persen untuk produk lokal.

Baca Juga: Isu Reshuffle Bergulir Lagi, Ini Penjelasan Istana

“BUMN, saya sampaikan ke Menteri BUMN, sudah ganti dirutnya, ganti, ngapain kita? Kementerian, sama saja tapi itu bagian saya itu. Reshuffle. Kaya gini tidak bisa jalan, sudah di depan mata uangnya ada, uang-uang kita sendiri tinggal belanjakan produk dalam negeri saja sulit dan saya awasi betul,” ujar Presiden.

Jokowi sebelumnya mengatakan jengkel dengan kebiasaan belanja impor di jajaran pemerintah pusat, daerah hingga BUMN. Presiden heran berbagai produk bisa dihasilkan di dalam negeri, tapi tidak dibeli oleh kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan BUMN.

Produk-produk impor malah berseliweran di kegiatan pemerintah. Ia mencontohkan produk impor tersebut antara lain seperti kamera closed circuit television (CCTV), alat kesehatan, seragam, sepatu hingga suku cadang untuk traktor pertanian.

Baca Juga: Santer Beredar Kabar Jokowi Reshuffle Kabinet pada Desember 2021

“Coba CCTV beli impor, di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini, dipikir kita bukan negara yang maju? Buat CCTV saja beli impor. Seragam dan sepatu tentara dan polisi beli dari luar! Kita ini produksi di mana-mana bisa jangan diterus-teruskan. Alat kesehatan, Pak Menteri Kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit, produksi saya lihat di Jogja, Bekasi, Tangerang ada tapi beli impor,” ungkap Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya