SOLOPOS.COM - Pembukaan FACP di Sunan Hotel Solo, Jumat (7/9/2012). (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

Pembukaan FACP di Sunan Hotel Solo, Jumat (7/9/2012). (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

SOLO--Konferensi Federation of Asian Culture Promotion (FACP) ke-30 selama tiga hari di Solo merupakan wadah untuk mempromosikan seni tradisi maupun budaya di Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Bagi Solo ini merupakan proses untuk mengenalkan dan mempromosikan kota terutama potensi, budaya dan seni tradisi. Budaya itu harus diangkat. Dan FACP merupakan wadah yang bisa dipakai untuk mengangkat potensi tersebut,” papar Jokowi saat ditemui wartawan disela-sela di The Sunan Hotel Solo, Sabtu (8/9/2012).

Untuk mengangkat seni tradisi, imbuh Jokowi, membutuhkan suatu jaringan. Oleh sebab itu, pengenalan seni tradisi kepada khalayak umum sangat penting.

“Sebagai contoh dolanan, festival anak dan seni tradisi lainnya. Semua daerah punya potensi terutama pengenalan potensi budaya Indonesia,” jelas Jokowi.

Penyelenggaran event pengenalan seni tradisi bisa menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN). Kendati demikian, Jokowi menegaskan penyediaan dana tidak harus bergantung pada anggaran pemerintah.

“Untuk penyelenggaran awal bisa disuntik menggunakan dana APBD. Selanjutnya bisa mencari sponsor. Contohnya acara Solo International Ethnic Music (SIEM) kita suntik menggunakan dana APBD sebesar Rp800 juta. Namun acara kemarin kita suntik dana APBD Rp200 juta ternyata juga bisa jalan. Ya memang prosesnya pelan-pelan kita tarik suntikan dana dari pemerintah, tujuannya bisa sponsor sebanyak-banyaknya. Kalau akhirnya bisa lepas, ya kita lepas,” jelas Jokowi.

Menurut Jokowi, komunitas seni sebenarnya bisa berdiri dan menghidupi sendiri. Hal itu diketahui saat tampil dalam sebuah pementasan atau pameran tertentu yang bisa mendatangkan pendapatan.

“Setiap kali promosi memerlukan anggaran besar dan bisa saja kita layani. Namun ditekankan dalam hal ini untuk mencari sponsor,” jelasnya.

Menurut Jokowi, kota yang sehat membutuhkan keseimbangan antara ekonomi, seni budaya, religi dan lainnya.

“Keseimbangan harus ada. Semua harus diberikan ruang yang sama. Kalau kita bicara ekonomi saja nanti tidak imbang, karena itu bisa memunculkan budaya konsumerisme,” kata Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya