SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan kartu e-Toll seusai peresmian jalan tol Semarang-Solo seksi III Bawen-Salatiga di Gerbang Tol Salatiga, Senin (25/9/2017). (JIBI/Solopos/Aloysius Jarot Nugroho)

Presiden Jokowi mengingatkan ketertinggalan Indonesia dalam pembangunan jalan tol. Padahal, dulunya negara Asia meniru Tol Jagorawi.

Solopos.com, SALATIGA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin target pembangunan tol baru sepanjang 1.800 kilometer dapat tercapai pada 2019.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tadi saya tanya bisik-bisik, ‘Pak Menteri [Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyono] perkiraan 2019 dapat tambahan berapa kilo?’ Tadi dihitung dapatnya kurang lebih nanti 1.800 kilometer, artinya sebetulnya kita ngebut itu juga bisa,” kata Presiden saat meresmikan Tol Solo-Semarang Seksi III Bawen-Salatiga, Senin (25/9/2017).

Jokowi mengungkapkan pada tiga tahun lalu telah menanyakan kepada Menteri PUPR bahwa Indonesia baru memiliki 780 kilometer dan kalah dari negara tetangga yang jalan tolnya lebih panjang.

Ekspedisi Mudik 2024

“Masa kita berpuluh tahun hanya 780 kilometer, padahal yang namanya Tiongkok China itu satu tahun bisa 4.000 sampai 5.000 kilometer per tahun. Mereka ngga tahu udah berapa ratus ribu kilometer,” kata Jokowi.

Presiden mengatakan Indonesia paling awal membangun tol untuk negara Asia, di mana Tol Jagorawi yang telah ditiru banyak negara.

“Dulu saat jalan tol Jagorawi kita punyai sekitar tahun 77. Semua orang datang melihat tol Jagorawi, kita. lihat meniru manajemennya, meniru konstruksinya, semuanya niru. Negara-negara di sekitar kita, tapi mereka sudah punya beribu kilometer kita masih 780 kilometer,” kata Presiden.

Jokowi mengakui bahwa lambatnya pembangunan tol ini karena masalah pembebasan lahan. “Sekarang kunci itu sudah kita lihat. Kuncinya sudah ketemu. Kalau konstruksi ternyata kita ngga kalah asal tanahnya udah bebas,” katanya.

Untuk itu, Presiden berharap pekerjaan pembangunan tol ini agar selesai sesuai target. “Inilah yang terus kita kejar dan saya ingat saat itu tiga tahun yang lalu saya sampaikan ke Menteri PU yang terkait juga dengan Menteri BUMN, saya hitung lima tahun target kita sementara 1.800 [km], 5 tahun lho itu,” katanya.

Presiden berharap pekerjaan tol dikerjakan bersama-sama, seperti pembangunan Tol Bawen-Salatiga yabg dibangun oleh BUMN (Jasamarga), swasta (Astra Infra) dan pemerintah daerah. “Di mana-mana kita harapkan seperti itu. Gabungan pemerintah daerah, pemerintah pusat BUMN, swasta semuanya gabung,” harapnya.

Jika perlu, katanya, pekerjaan jalan tol semua di lokasi sehingga akan cepat selesai, baik pembiayaannya, kontruksi, dan pembebasan lahannya. “Jangan kalah dengan negara-negara lain. Kalau tetangga kita bisa, kita juga lebih bisa harusnya. Kita ini negara besar,” tegas Presiden.

Jokowi berharap penyelesaian pembangunan jalan tol ini akan memangkas biaya logistik. “Transportasi barang dari satu tempat ke tempat yang lain itu masih dua kali sampai dua setengah kali lipat lebih mahal dari Singapura dan Malaysia. Sebabnya apa ya jalan-jalan bebas hambatan seperti ini belum selesai,” katanya.

Untuk itu, Presiden meminta pembangunan jalan tol Transjawa yang sudah dikerjakan bertahun-tahun, pada 2018 akhir, Jakarta-Surabaya sampai Probolinggo sudah tersambung.

“Nanti dari ujung barat Banten sampai ke Banyuwangi. Saya tadi tanya bu menteri BUMN [Rini Soemarno], Pak Menteri PU [Basuki Hadimuljono] kapan? Kalau kerja dengan saya mesti saya tanya kapan? Tegas-tegasan saja. 2019. Janji. Yang janji bukan saya, tapi dua menteri. Nagihnya ke saya bisa tapi nanti saya nagih ke menteri PU dan menteri BUMN kapan? Saya kejar terus tiap hari. Seperti itu harus dikejar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya