Solopos.com, JAKARTA—Penyadapan terhadap Jokowi dan teror kepada Megawati dibeberkan Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo. Tjahjo menegaskan pernyataan tersebut bukan rekayasa.
Hal ini ditegaskan Tjahjo pada wawancara prime time Metro TV, Kamis (20/2/2014) petang. Tjahjo mengatakan pihaknya tidak melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian. “Enggak tidak kita laporkan ke polisi, untuk apa? Ini hanya sebagai warning buat kami agar berhati-hati,” ujar dia ketika ditanya host apakah kasus penyadapan itu dilaporkan ke polisi.
Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran
Tjahjo mengatakan penyadapan itu bukanlah rekayasa yang dilakukan oleh PDIP. Dia menduga kegiatan itu dilakukan oleh pihak di dalam negeri, kedanti demikian dia tidak berani menuding apakah dari unsur parpol maupun negara.
“Kejadian ini sebuah bukti dan nyata. Ini menjadi perhatian aparat dan intelejen negara termasuk keamanan,” tegasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Isu penyadapan menerpa PDI Perjuangan (PDIP). Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo membeberkan hal itu. Jokowi disadap pada tiga bulan lalu.
Menanggapi hal ini Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tak mau mengurusi hal itu. “Itu kejadiannya sudah lama kok, Desember lalu, lama sekali. Saya enggak mau urus,” ujar Jokowi saat wawancara yang ditayangkan Metro TV, Kamis (20/2/2014) petang.
Jokowi mengatakan tiga alat penyadap ditemukan di rumah dinasnya. Pertama di ruang tidur, ruang tamu pribadi dan ruang rapat.