SOLOPOS.COM - Joko Widodo alias Jokowi, saat berpose sebagai tukang tambal ban (Burhan Aris Nugroho/JIBI/Solopos)

Solopos.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi mulai berbagi lara hati di hadapan publik. Layaknya presiden dan ketua partainya yang kerap mencurahkan isi hati (curhat) di hadapan publik, Jokowi pun demikian. Bedanya, pada kesempatan lain, ia bisa acuh tak acuh. Berkokok misalnya.

“Ayam jago atau ayam jantan itu pagi-pagi sekali berkokok, membangunkan masyarakat untuk bekerja bersama-sama.”

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Jokowi yang kini tengah digadang-gadang banyak kalangan untuk maju dalam Pilpres 2014 itu bercerita tentang banyaknya serangan terhadap dirinya menjelang Pemilu 2014. Jokowi mengaku merasa selalu disalahkan dan setiap kebijakannya dipolitisasi oleh lawan politiknya.

“Kalau tahun politik seperti ini ya memang biasa. Ada yang bagian ngompor-ngomporin. Ada yang kipas-kipasi. Ada yang manas-manasin. Biasalah. Enggak ada yang baru buat saya,” kata Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu.

Jokowi mencontohkan adanya penolakan terhadap bus kota terintegrasi busway (BKTB). Juga masalah-masalah lain di Jakarta.

“Itu hal teknis yang harus kerjakan. Saya disuruh ngurusi sekrup. Pasti saya kontrol. Tapi saya disuruh ngurus itu gunanya Kadis [kepala dinas] apa? Gunanya Kabag [kepala bagian] apa? Gunanya organisasi dan manajemen apa?” kata Jokowi mengkritik kinerja bawahannya sehingga dirinya sering harus turun tangan sendiri.

Namun Jokowi menganggap wajar di tahun politik banyak serangan ke dirinya. Jokowi pun mulai terbiasa dengan hal ini. “Sudah diberitahu ini tahun politik. Urusan sekrup aja pasti Jokowi. Urusan ada tikus mati, Jokowi. Itu ada semut mati, wah itu Jokowi salah. Ada sekrup jatuh, itu Jokowi keliru. Biasalah. Enggak ganggu. Saya sudah terbiasa seperti itu,” kata mantan Wali Kota Solo ini.

Beberapa pengamat sebelumnya meminta Jokowi-Ahok bertanggung jawab atas rusaknya lima bus Transjakarta dan delapan bus kota terintegrasi busway (BKTB) yang baru saja dibeli dari China. “Ya enggak apa-apa, namanya juga meminta tanggung jawab ya enggak apa-apa. Tapi yang saya denger serius itu adalah masyarakat yang komplain [mengeluh] kalau ada apa-apa,” katanya.

Jokowi Berkokok

Pada bagian lain, kendati kerap dituding melakukan pencitraan oleh sekelompok orang, Jokowi tetap bersikap acuh tak acuh. Hal itu pula yang ia tunjukkan saat Jokowi tiba-tiba berkokok menirukan suara ayam jantan di Hotel Four Seasons, Jakarta. “Kukuruyuuuuk!” sahut Jokowi dengan mulut yang mengarah ke mikrofon.

Tak ayal, ulah Jokowi yang tanpa malu ini memancing tawa tamu yang menghadiri acara peluncuran buku Memompa Ban Kempis karya Sukardi Rinakit. Dua peserta lain yang juga berkokok mengikuti ajakan penyanyi keroncong Endah Laras tidak mampu menyaingi lengkingan Jokowi yang dikenal gemar dengan musik rok itu. “Jagone kluruk, ayo Pak Jokowi,” demikian lirik potongan lagu Jawa dan ajakan yang dinyanyikan penyanyi asal Solo itu dengan iringan ukulele.

“Ayam jago atau ayam jantan itu pagi-pagi sekali berkokok, membangunkan masyarakat untuk bekerja bersama-sama,” timpal empunya acara, Sukardi, terhadap salah satu tamu undangannya itu.

Kemudian, Jokowi diminta memberikan sambutan. Akan tetapi, bukan kata-kata panjang yang terlontar, hanya sebuah kalimat singkat. “Saya kira, saya tadi sudah berkokok paling keras, ya itu saja cukup, terima kasih,” ujar Jokowi. (JIBI/Solopos/Antara/Detik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya