SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampanye PKS (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anis Matta, secara menyindir mantan Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) dalam orasi politiknya di GOR Manahan, Banjarsari, Solo, Sabtu (5/4/2014) siang.

Anis Matta berulang kali menyebut dirinya bukan orang Solo dan bukan Satria Piningit. Padahal orang Solo dan sebutan Satria Piningit itu seolah melekat pada sosok Jokowi yang juga calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Tadi saya ke sini pakai kereta kencana, sayangnya tidak ada pengantinnya. Dan dikawal oleh punakawan. Tadi yel-yel soal presiden di luar banyak sekali. Saya bertanya kepada punakawan. Panjengenan ngertos ora, aku iki dudu wong Jawa. Aku ini dudu wong Solo. Aku iki dudu Satria Piningit. [Anda tahu tidak, saya ini bukan orang Jawa. Saya ini bukan orang Solo. Saya ini bukan Satria Piningit]. Saya ini ori alias orang Indonesia,” tegas Anis saat berorasi dalam kampanye penutup tersebut.

Anis mencium aroma kemenangan saat berjabat tangan dengan kader PKS di Solo. Kedatangan Anis disambut dengan yel-yel, Anis Matta Presiden Indonesia. Sebelumnya, Anis sempat berziarah ke makam mantan presiden Soeharto do Giribangun, Karanganyar, Jumat (4/4/2014) malam. Dia bertanya-tanya tentang maka takdir yang membawanya saat membuka kampanye terbuka di Gelora Bung Karno dan menutup kampanye di GOR Manahan, Solo.

“Makna takdir itu ternyata ini adalah zamannya PKS. Kami datang ke Solo bukan untuk mencari musuh. Saya tahu Solo adalah Kota Kebudayaan. Untuk memajukan Indonesia ke depan, kami butuh strategi kebudayaan. Strategi itulah yang saya ucapkan kali pertama dari Solo,” tandas Anis.

Menurut Anis, Indonesia bukan hanya besar secara demografi dan geografi, tetapi juga bisa besar dalam ukuran ekonomi, politik, sosial, dan budaya melalui strategi kebudayaan. Pengaruh strategi kebudayaan itu, kata dia, tidak hanya berpengaruh pada Indonesia tetapi juga merambah ke seluruh dunia.

Anis kembali menegaskan tentang statusnya yang bukan orang Jawa, bukan orang Solo, dan bukan Satria Piningit. Anis mengaku hanya orang Indonesia biasa yang bisa melakukan pekerjaan luar biasa dnegan cara yang tidak biasa. Dia menyatakan mengelola negara itu seperti permainan sepakbola. Yang diperlukan bukan bintang yang hebat, tetapi tim yang kuat.

“Saya bertanya sekali lagi. Nek presidene dudu wong Jawa ada masalah enggak? Nek presidene dudu wong Solo ada masalah enggak? Nek presidene dudu Satrio Piningit ada masalah tidak?” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya