SOLOPOS.COM - Jenderal (Pur) Moeldoko saat menjabat Kepala Staf Kepresidenan. (Bisnis - dok)

Solopos.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo dikabarkan bakal melakukan reshuffle kabinet untuk kali kedua. Di tengah gencarnya kabar kocok ulang menteri itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang dirumorkan berupaya menjadi ketua umum Partai Demokrat terkesan hemat bicara menjelang reshuffle kabinet itu.

Fenomena tersebut terendus wartawan setelah tudingan rencana pengambilalihan posisi ketua umum Partai Demokrat gaduh di media massa dan media sosial beberapa waktu belakangan ini. Moeldoko hanya menanggapi isu reshuffle yang tengah berembus tersebut dengan menuturkan hal itu sepenuhnya ranah Presiden Jokowi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Moeldoko mengaku tidak ingin ikut berspekulasi lantaran pekerjaan penanganan pandemi Covid-19 belum tuntas. “Enggak ngerti lah. Urusan Bapak Presiden lah, buat apa ngira-ngira,” kata Moeldoko kepada awak media di kediamannya, Rabu (3/2/2021).

Baca Juga: Akhirnya, Dayana Jadi Trending Topic Twitter Juga

Moeldoko juga meminta segenap pihak tidak membuat tuduhan yang tidak berdasar ihwal kudeta di tubuh Partai Demokrat tersebut. Dia mengakui bahwa pemerintah masih memiliki pekerjaan setumpuk untuk menangani pandemi Covid-19. “Pekerjaan urusan Covid-19 aja sudah gak karuan-karuan, kita pusing. Ngapain mikirin yang enggak, enggak penting,” tuturnya.

Sebaliknya, di sisi lain diembuskan kabar bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah disambangi sejumlah kader Partai Demokrat. Kabar itu terkuak menyusul informasi adanya rencana kudeta terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) oleh Moeldoko.

Alihkan Perhatian

Kabar itu justru disampaikan sendiri oleh Moeldoko kepada awak media di kediamannya saat gencar rumor reshuffle kabinet itu, Rabu (3/2/2021). Pengakuan itu sekaligus usaha Moeldoko menepis tudingan yang diarahkan kepadanya terkait isu rencana pengambilalihan posisi Ketua Umum Partai Demokrat dari AHY.

“Pak LBP juga pernah cerita sama saya, oh saya juga didatangi oleh mereka-mereka. Case-nya juga sama. Tapi enggak ribut begini. Terus dibilangi jadi presiden lah, ya gak ada itu,” kata Moeldoko menirukan omongan Luhut.

Baca Juga: 7 Tanaman Ini Kata Fengsui Bawa Hoki & Kekayaan

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan ada upaya di lingkaran Istana yang dekat dengan Presiden Jokowi untuk menggulingkan dirinya dari pucuk pimpinan Partai Demokrat.

AHY menyebut motif dari gerakan politik itu berkaitan dengan penentuan calon presiden atau Capres dalam Pemilu 2024. “Pengambilalihan posisi Ketua Umum Partai Demokrat akan dijadikan jalan atau kendaraan bagi yang bersangkutan sebagai calon presiden dalam pemilu 2024 mendatang,” kata AHY saat konferensi pers di DPP Partai Demokrat, Senin (1/2/2021).

AHY menuturkan oknum di lingkaran Istana itu telah mencoba memengaruhi 360 kader Partai Demokrat yang memegang hak suara untuk mengadakan kongres luar biasa atau KLB. “Rencana yang dipilih para pelaku untuk mengganti secara paksa ketua umum yang sah adalah dengan mengadakan kongres luar biasa berdasarkan penuturan saksi dalam berita acara pemeriksaan,” ujar AHY.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya