SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meluruskan banyaknya isu yang menyebutkan dirinya anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Bahkan akhir-akhir ini banyak spanduk-spanduk yang menyebut seperti itu.

“Saya sudah 4 tahun ini sabar, sabar, sabar. Saya diam, enggak menjawab apa-apa, saya diam. Tetapi sekarang saya harus menjawab,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Jambore Kebangsaan Bela Negara Keluarga Besar FKPPI, di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta, Jumat (7/12/2018) siang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dijelaskan Presiden, PKI itu dibubarkan tahun 1965-1966. Sementara dirinya lahir tahun 1961. Dengan demikian, saat PKI dibubarkan dirinya masih berusia 4 tahun. Ia mempertanyakan isu tersebut, apakah ada balita PKI?

“Cara-cara berpolitik yang tidak beretika seperti itu harus dihentikan. Itu merusak cara-cara kita dalam berdemokrasi dan mencerdaskan kehidupan berbangsa bernegara,” ujar Presiden Jokowi, sebagaimana dilansir Setkab.go.id, Jumat (7/12/2018).

Presiden juga menunjuk contoh banyaknya gambar di media sosial yang memperlihatkan dirinya sedang berada di samping DN Aidit, saat Ketua PKI itu berpidato tahun 1955.

“Coba saya lihat-lihat ini kok ya wajah saya ditaruh di situ. Ini cara-cara yang tidak beretika dan tidak beradab,” kata Presiden seraya menambahkan dirinya belum lahir saat pidato tersebut.

Tentu saja, Presiden Jokowi menilai hal itu tidak masuk akal, dan harus dijelaskan kepada masyarakat. Karena, lanjut Presiden, ada 9 juta lebih masyarakat Indonesia yang percaya akan isu tersebut.

“Ini yang berat. Kenapa saya jawab karena saya mendapatkan survei angka bahwa 9 juta masyarakat kita percaya terhadap fitnah-fitnah seperti ini. Jadi di mana-mana saya singgung hal-hal seperti ini,” terang Presiden.

Kepala Negara juga menyinggung isu yang menyebutkan dirinya sebagai antek asing. Ia mengajak untuk melihat contoh di Blok Mahakam, yang sudah puluhan tahun dipegang oleh Jepang dan Perancis, sekarang ini sudah 100% diserahkan kepada Pertamina.

Ditambahkan Kepala Negara, Blok Rokan, yang dikelola Chevron beberapa puluh tahun, sekarang juga sudah 100% dimenangkan oleh Pertamina. Freeport di Papua saat tinggal menunggu waktu karena sudah Head of Agreement dan Sales and Purchase agreement.

“Kita selesaikan, saya sudah perintahkan kepada Menteri harus diselesaikan di bulan ini, bulan Desember untuk mendapatkan mayoritas 51%,” lanjut Presiden seraya menambahkan, sudah lebih dari 40 tahun Indonesia hanya mendapatkan 9% tetapi diam saja dan tidak ada yang demo.

Presiden juga mempertanyakan mengapa setelah pemerintah mengambil 51%, dirinya malah ditunjuk sebagai antek asing.

“Saya tanya antek asing yang mana, jangan di balik-balik. Tapi saya jawab sekarang kalau ada isu-isu, saya enggak diam, akan saya jawab ,” tegas Presiden Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya