SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> — Lebih dari 16.000 pengunjung memadati kawasan <a title="Bakdan Ing Balekambang 2018 Tetap Meriah Meski Gratis" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180619/489/922808/bakdan-ing-balekambang-2018-tetap-meriah-meski-gratis">wisata </a>&nbsp;Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo pada Selasa (19/6/2018) pagi. Mereka berbaris di sepanjang kawasan bak pagar betis.</p><p>Tak berselang lama, iring-iringan tiga kereta kuda membawa seorang pria berpakaian tradisional warna hijau tua datang. Pria itu adalah Joko Tingkir yang diperankan oleh Putra Solo 2017, Aby Rafdi Ruthtama. Joko Tingkir melambaikan tangan dari kereta ke arah penonton yang berkerumun di pinggir jalan.</p><p>Di belakang tiga buah kereta kuda itu ada tokoh pewayangan Limbuk yang diperankan Dwi Atma Rahayu, warga Kepatihan Kulon, Jebres, Solo. Limbuk adalah pribadi yang menjadi representasi kepatuhan perempuan-perempuan Jawa dalam kungkungan istana.</p><p>Dwi dan belasan ibu PKK memakai seragam lurik cokelat dan jarit. Seperti dalam gambaran pewayangan Jawa, tokoh Limbuk identik dengan badan gempal. Gambaran abdi wanita yang setia dilukiskan Limbuk dengan menggendong hasil bumi dengan wadah dan kain tradisional.</p><p>Diwawancarai seusai acara, Dwi mengaku gembira bisa berpartisipasi dalam Kirab Joko Tingkir itu. Ini merupakan pengalaman pertamanya ikut acara itu. "Sebelumnya belum pernah, kalau pertama kali pasti berkesan," tutur Dwi kepada Solopos.com, Selasa (19/6/2018).</p><p>Selain Kepatihan Kulon, Kelurahan Sewu turut ambil bagian dalam <a title="Kirab Joko Tingkir di TSTJ Solo Meriah, Ini Foto-Fotonya" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180619/489/923021/kirab-joko-tingkir-di-tstj-solo-meriah-ini-foto-fotonya">Kirab Joko Tingkir </a>&nbsp;ini. Mereka membawa 1.000 apam yang ditata dalam wadah berbentuk kapal. Kapal itu kemudian ikut diarak lewat gerbang belakang kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo ke arah timur menuju kawasan Jurug.</p><p>Lima kelurahan se-Kecamatan Jebres ikut memeriahkan jalannya kirab ini, yakni Sewu, Kepatihan Kulon, Jagalan, Purwodiningratan, dan Sudiroprajan. Masing-masing Kelurahan ikut berbaris mengikuti Joko Tingkir yang naik kereta kuda sambil menampilkan potensi daerah masing-masing.</p><p>Selain apam, 3.000 ketupat yang ditata menjadi gunungan ikut diarak. Arak-arakan inilah ciri khas Kirab Joko Tingkir dan Pesta Ketupat yang menjadi agenda puncak agenda tahunan TSTJ bertajuk Pekan Syawalan 2018. "Acara rutin tiap tahun, tapi selalu ada konsep berbeda, tahun ini ada 600 peserta dengan rute lebih panjang," ungkap Direktur TSTJ, Bimo Wahyu Widodo.</p><p>Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, dalam sambutannya yang dibacakan Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, mengungkapkan rasa bangga karena TSTJ sudah melakukan banyak pembenahan untuk menjadi wahana <a title="Lembaga Dewan Adat Keraton Solo Gelar Grebeg Syawal" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180618/489/922806/lembaga-dewan-adat-keraton-solo-gelar-grebeg-syawal-">wisata</a>&nbsp;pilihan keluarga di Kota Bengawan. "Kami harap TSTJ semakin digemari, apalagi kini sudah banyak koleksi baru, ditambah tempat hiburan keluarga di malam hari berupa taman pelangi," katanya kepada para wartawan seusai acara.</p><p>Kirab Joko Tingkir mencapai garis akhir di kompleks TSTJ. Ratusan orang mengerumuni gunungan ketupat seusai pembacaan doa. Salah satu wisatawan, Suyudi, mengaku antusias dengan acara ini.</p><p>"Saya baru kali pertama ini menonton, saya datang dari Madiun, senang bisa dapat bagian ketupat," katanya.</p><p>&nbsp;</p>

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya