SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, BOYOLALI — Mantan Manajer Persebi Boyolali, Sunarno, mengaku tidak kaget dengan penangkapan Ketua Asprov PSSI Jawa Tengah, Johar Lin Eng, terkait kasus dugaan pengaturan skor sepak bola nasional. Tak hanya karena kasus permintaan maharnya pada Persibara Banjarnegara, Johar juga dianggap bertanggungjawab atas kegagalan Persebi lolos ke babak nasional Liga 3 dua musim silam.

Pada Liga 3 zona Jawa Tengah tahun 2017, Persebi harus menelan sanksi kalah walk out (WO) 0-3 dari Persis Gotong Royong menyusul pembatalan pertandingan di Stadion Pandan Arang, 23 Juli 2017. Sanksi via keputusan Komdis PSSI Jateng bernomor 20/KD/PSSI-JTG/VII/2017 itu menganggap panpel Persebi gagal melaksanakan pertandingan karena polisi terlambat mengawal pertandingan.

Promosi Riwayat Banjir di Semarang Sejak Zaman Belanda

Persebi menilai ada indikasi main mata dalam keputusan itu karena tim mereka sudah hadir di stadion sehingga tak layak dijatuhi sanksi WO. “Saya tidak kaget, [penangkapan Johar] tinggal menunggu waktu saja. Saya merasakan sekali bagaimana Persebi selalu dipojokkan, bahkan saat banding. Seperti sudah ada skenario untuk meloloskan tim tertentu,” ujar Sunarno saat dihubungi Solopos.com, Kamis (27/12/2018).

Sunarno mengapresiasi kepolisian yang bergerak cepat untuk menyikapi skandal pengaturan skor yang kian marak. Ihwal PSSI Jateng, pihaknya pun mewanti-wanti pengusutan tak berhenti di Johar, melainkan juga pada jajaran pengurus lain. Sunarno menilai bobrok di PSSI Jateng sudah cenderung mengakar sehingga harus ada “bersih-bersih” di kepengurusan.

“Tidak pas jika hanya menyalahkan Johar seorang. Kalau tak ada perombakan pengurus, bukan tak mungkin kasus serupa terulang kembali,” ujar Sunarno.

Eks pengurus Persis Solo yang enggan disebut namanya juga mengaku tak heran dengan penangkapan Johar. Menurut sumber tersebut, klub-klub di Jateng dinilai sudah paham dengan sepak terjang lelaki yang juga anggota Komite Eksekutif PSSI itu. “Persis sendiri sebenarnya sudah bisa lolos ke Liga 1 sejak musim 2017. Namun karena dia back up tim lain, ya sudah,” kata dia.

Persiharjo Sukoharjo juga merasakan bagaimana pahitnya dikerjai wasit di mayoritas pertandingan Liga 3 zona Jateng 2018 lalu. Pengalaman itu bahkan membuat manajemen bimbang untuk kembali berpartisipasi di kompetisi musim depan. “Kalau sejak awal sudah ada tim yang dipastikan lolos, buat apa ada kompetisi?,” tukas Sekjen Persiharjo, Wagino. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya