SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan (Googling/fiqhislam.com)

Harianjogja.com, JOGJA—Jumlah sekolah maupun perguruan tinggi di Jogja yang memiliki program studi pariwisata ternyata tidak sebanding dengan jumlah tenaga pendidik. Pendidikan pariwisata di Jogja bahkan di Indonesia mengalami kelangkaan tenaga penggajar.

Kepala Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo (Stipram) Jogja, Suhendroyono mengungkapkan, hingga 2020 permintaan tenaga pengajar pariwisata akan terus bertambah seiring perkembangan dunia pariwisata.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Untuk itulah kami sudah mulai mengarahkan sebagian mahasiswa kami untuk menjadi tenaga pengajar bidang perhotelan, selain memang terjun langsung di dunia pariwisata yang sesungguhnya. Ini tentu untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga pengajar sekaligus menggali potensi mahasiswa kami yang berminat dan bagus sebagai tenaga pengajar,” ujarnya, Jumat (18/7/2014).

Dia memprediksi hingga 2020 Indonesia membutuhkan sekitar 21.000 guru pariwisata untuk memenuhi semua kebutuhan SMK pariwisata. Angka tersebut bahkan bisa bertambah jika jumlah SMK pariwisata di Indonesia juga bertambah. Sementara untuk dosen, diperkirakan masih ada potensi 117.000 kebutuhan hingga 2020.

“Jumlah ini belum termasuk potensi pada akademi komunitas yang rencananya akan dikembangkan Kemendikbud di Indonesia bagian timur. Pengetahuan para guru dan dosen untuk akademi ini bahkan harus sangat spesifik,” ujarnya.

Untuk mengawali upaya pemenuhan kebutuhan guru pariwisata, Stipram mulai bekerjasama dengan Universitas PGRI Jogja untuk melatih para lulusan Stipram yang berminat menjadi guru. Sebagai calon guru, mahasiswa Stipram tentu harus memenuhi empat kriteria dasar guru yakni ilmu, sosial, kepribadian dan pedagogik.

“Dari keempat kriteria itu, hanya pedagogik saja yang memang tidak diterima mahasiswa kami di Stipram. Karenanya, dengan bantuan dari UPY mahasiswa yang berminat menjadi guru akan ikut diklat dan pelatihan pedagogik selama 2,5 bulan. Nantinya saat lulus, mereka akan menerima dua ijazah yakni ijazah sebagai lulusan prodi pariwisata dan ijazah sebagai pengajar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya