SOLOPOS.COM - Pembukaan FSI 2014- di Sleman, Senin (3/11/2014). (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Jogja International Street Perfomance kembali digelar.

Harianjogja.com, JOGJA — Dinas Pariwisata DIY bersama para seniman kembali menggelar Jogja International Street Performance (JISP) 2016, pada 25 hingga 26 September 2016. Event itu mengambil lokasi dari Kawasan Tugu Jogja hingga sepanjang Jalan Mangkubumi, serta Concern Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Puluhan seniman dari berbagai negara akan tampil di jalanan dalam event internasional itu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

(Baca Juga : AGENDA SENI JOGJA : Jogja International Street Performance Digelar di Jalan Malioboro dan Monumen SO)

Arya Nugrahadi Kabid Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Pariwisata DIY menjelaskan, JISP 2016 merupakan event keenam kalinya, dengan mengambil tema Jogja The Dancing City dan tagline Jogja Jejogedan. Tema itu diambil karena iklim berkesenian hingga kekayaan seni di Jogja tumbuh dengan pesat serta terawat dengan baik.

“Ini menjadi daya tarik yang luar biasa bagi seniman luar negeri, mereka selalu ingin hadir dalam setiap perhelatan seni di Jogja,” terangnya dalam konferensi pers di Ruang Rapat Sekretariat Dinas Pariwisata DIY, Kamis (22/9/2016).

Eventi JISP 2016 juga diharapkan bisa memperjelas kerjasama dancing cities network yang berpusat di Barcelona. Event JISP ini sekaligus menjadi bagian dari dancing cities network yang diikuti puluhan negara di Eropa dan Amerika Latin. Secara nyata, JISP 2016 meliputi public space performance dan on stage performance. Ruang publik menjadi alternatif bagi seniman untuk menampilkan karya dan ekspresinya. Ruang publik sengaja dipilih sebagai tempat, untuk mendekatkan seni dengan masyarakat sekaligus meningkatkan apresiasi dalam berbagai segmen.

“Terutama di sepanjang jalur Jalan Mangkubumi dan Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta,” ungkap dia.

(Baca Juga : Ratusan Penari akan Unjuk Gigi di Jalan Mangkubumi Hingga Malioboro)

Bambang Paningron Director Event JISP 2016 menambahkan, pihaknya mengapresiasi Dinas Pariwisata DIY yang sudah memfasilitasi para seniman dalam menggelar event tersebut. Ia mengakui, selama ini jarang seniman melakukan kegiatan festival secara mandiri karena sulitnya mencari sponsor.

“Kenapa [event ini] dipertahankan? Jogja harus menjaga posisinya sebagai kota yang sangat kaya ragam budaya terutama tari, sementara ruang ekspresi terbatas, sangar tari banyak. Karena memberikan ruang ini, kalau kita berhitung dalam satu tahun [event kesenian] sangat terbatas,” kata dia.

Antusiasme seniman luar negeri, kata dia, sangat besar terhadap JISP 2016. Bahkan sebuah klub besar dengan jumlah personel sekitar 20 orang, datang dengan biaya sendiri.

“Seniman dari luar datang atas biaya mereka sendiri. Mereka merasa tertarik memberikan kontribusinya. Seperti dari Srilangka ada 20 personel, Korea Selatan 15 personel dan lain-lain, ini luar biasa,” ungkap dia.

Sejumlah seniman baik lokal, nasional dan internasional yang dijadwalkan berkontribusi antara lain sanggar tari Disik NT, Oscar Asbanu dari Australia, Jun Amanto dari Jepang, Sanggar Tari Melanesian, Ranranga Dance Academy dari Srilangka, Korea Traditional Performing Arts dari Korea Selatan. Kemudian Gerard Mosterd dari Netherlands, Shahrin Johnry dari Singapura serta lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya