SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA— Rabu (19/12/2012) Jogja dan sekitarnya diguncang gempa tektonik dengan kekuatan 3,5 Skala Richter. Gempa terjadi 08:31:57 WIB dan berlangsung sekitar lima detik.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di darat yaitu pada posisi 8,02 Lintang Selatan (LS) dan 110,54 Bujur Timur (BT) atau sejauh 11 kilometer barat daya Wonosari Gunungkidul, atau 23 km tenggara Bantul dengan kedalaman 10 kilometer.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurut Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja Riyadi, gempa bumi tersebut disebabkan oleh pergerakan Sesar Opak dengan kekuatan II-III MMI. “Kakuatan gempa termasuk kecil sehingga tidak semua orang merasakan adanya gempa,” kata Riyadi saat dihubungi, Rabu.

Sehari sebelumnya, sambung dia, gempa berkekuatan 5,2 Skala Richter juga mengguncang wilayah Pacitan, Jawa Timur. Kedua kejadian gempa tersebut, sambungnya, tidak ada hubungannya sama sekali. “Penyebabnya beda, jadi tidak ada hubungan antara kedua gempa tersebut. Kalau di Pacitan, terjadi di laut. Tetapi di Gunungkidul terjadi di darat,” terang dia.

Kejadian gempa seperti ini, kata Riyadi, bisa menguntungkan karena ada pelepasan energi bumi secara sedikit-sedikit. Hal itu berbeda bila pelepasan energi terjadi sekaligus. Ia berharap, masyarakat tidak perlu khawatir dengan kejadian tersebut namun tetap diminta untuk waspada karena gempa merupakan bencana alam yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya.

Sementara itu, salah seorang warga di Kota Jogja, Ninik Nur mengaku merasakan gempa. Meski begitu, dia masih belum yakin itu gempa. “Iya, tadi serasa ada gempa, tapi tidak yakin soalnya sebentar,” aku Ninik.

Hal senada juga disampaikan pegawai Pemkot Jogja, Tri Hastono. Dia mengaku merasakan gempa karena saat kejadian sedang mengikuti rapat di lantai tiga. “Saat terjadi gempa, banyak orang di ruangan ini yang merasakannya. Namun, semuanya tidak panik,” katanya.

Ia menilai, masyarakat Jogja sudah memiliki kesadaran mengenai gempa dan bagaimana menyikapinya sehingga tidak mudah merasa panik. “Jika kejadian yang sama terjadi dulu kala, maka masyarakat akan panik dan lari turun. Namun, kini masyarakat sudah tahu bagaimana menanggapi gempa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya