SOLOPOS.COM - Warga membersihkan lingkungan setelah banjir (Jumali/JIBI/Harian Jogja)

Beberapa hari terakhir hujan mengguyur wilayah Kota Jogja. Beberapa rumah yang berdekatan dengan sungai menjadi langganan banjir. Kondisi ini bukan barang baru bagi warga pinggir kali. Setiap musim hujan, mereka harus bersiap diri dengan genangan air yang masuk ke rumah.

Berikut laporan wartawan Harianjogja.com,  Jumali tentang aktivitas warga membersihkan hunian saat banjir melanda.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Matahari belum tinggi, namun Hartono, 45, sudah bergegas dari tempat tidurnya. Sejurus kemudian, bapak dua anak ini langsung mengambil sekop dan bergabung dengan warga lain di RT30 RW7, Iromejan, Gondokusuman, Jogja.

Dibantu sejumlah warga, lumpur kering yang menempel di jalan serta dinding rumah warga i kawasan tersebut dibersihkan. Sementara warga lainnya memilih untuk menyemprot dinding yang kotor oleh lumpur dengan air.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kemarin, air di kali meluap dan menggenangi tempat kami. Bahkan, genangannya sampai sepinggang saya,” ujar Hartono yang menjadi Ketua RT saat ditemui Sabtu (16/11/2013).

Dia menuturkan, akibat luapan aliran Kali Belik dan Manunggal saat hujan, Kamis (15/11/2013) sore, sedikitnya rumah yang dihuni 40 KK di Ledok Iromejan tergenang. Ketinggian genangan bervariasi, mulai dari 10 sentimeter hingga 50 sentimeter.

“Yang paling parah dialami rumah Bu Joko. Di sini, belum begitu parah,” terang dia.

Warga lainnya, Thaova mengungkapkan luapan air terjadi dua kali. Akibatnya banyak lumpur di sekitar rumah warga karena di sisi utara kali atau UGM sedang dibangun embung yang terbawa arus.

“Beberapa rumah indekos juga kena dampaknya. Padahal, sudah diantisipasi dengan memasang gejlik, tapi masih gagal juga,” terang dia.

Thaova menambahkan, akibat luapan, sejumlah barang berharga dan perabot di rumahnya terpaksa harus terendam air. Untuk mengeringkan barang-barang tersebut kemarin langsung dijemur agar tetap bisa digunakan.

“Banjir seperti ini sebenarnya sudah biasa. Cuma dalam dua tahun terakhir ini yang paling parah,” jelas dia.

Terpisah, Arif, warga lain mengaku saat terjadi luapan air, pihaknya mendapatkan bantuan dari pihak kecamatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jogja.

Bantuan berupa mesin pemompa air dimanfaatkan untuk menyedot air yang masuk ke beberapa rumah warga.

“Jika tidak ada bantuan itu, mungkin airnya akan lama tergenang,” ungkapnya.

Menurut dia, luapan air terjadi akibat pembangunan tanggul di Kali Belik. Padahal, saat pembangunan tanggul itu sempat mendapatkan penolakan dari warga.

“Tetapi mau bagaimana lagi. Kami sudah berusaha untuk menolaknya, tetapi gagal,” papar dia.

Disamping banjir Kali Belik, hujan yang terjadi juga menyebabkan sejumlah genangan air di beberapa ruas jalan. Antara lain di Jalan Sorogenen, Kotagede, Jalan Timoho, Jalan dr Sutomo dan lain sebagainya. Tidak sedikit sepeda motor yang dikendarai pengendara mogok lantaran genangan yang cukup tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya