SOLOPOS.COM - Ilustrasi pencari kerja memadati job fair. (Antara-Maulana Surya)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Wonogiri memperpanjang job fair hingga, Rabu (25/5/2022). Perpanjangan tersebut dimaksudkan agar lebih banyak menjaring pencari kerja (pencaker) Wonogiri.

Sub Koordinator Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Wonogiri, Joko Prihaarjanto, mengatakan per Senin (23/5/2022) siang, pencaker yang mendaftar pada job fair mencapai lebih dari 557 orang. Sementara lowongan pekerjaan yang tersedia lebih kurang sebanyak 3.000 lowongan pekerjaan dari 20 perusahaan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Kami telah meminta perpanjangan waktu kepada kementerian ketenagakerjaan. Saat ini pencaker yang mendaftar belum maksimal, baru 500 sekian. Kami sudah menghubungi bursa kerja khusus (BKK) di SMK-SMK untuk kroscek apakah ada kesulitan. Kalau ada bisa dibantu Disnaker [awalnya Job Fair Wonogiri terjadwal, Selasa-Jumat (17-20/5/2022)],” kata Joko saat dihubungi Solopos.com, Senin (23/5/2022).

Disnaker menargetkan 3.000-an pencaker bisa melamar pada job fair kali ini. Animo pencaker Wonogiri saat job fair dinilai masih kurang.

Padahal, Disnaker sudah menyosialisasikan job fair tersebut sebulan sebelum acara. Sosialiasi sudah dilakukan melalui spanduk-spanduk, media sosial, dan radio. Sosialisasi juga melalui berbagai kantor kecamatan.

Baca Juga: Layanan Kartu Kuning Gratis, Begini Syarat Pembuatannya

Joko mengatakan ada beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya animo masyarakat melamar saat job fair. Pertama, jajaran SMK kurang efektif dalam memberikan informasi kepada lulusannya tentang job fair. Selama ini siswa menjalankan pembelajaran jarak jauh sehingga siswa merasa jenuh jika harus melakukan proses rekrutmen kerja secara luring.

Kedua, para pencaker yang berada di daerah dimungkinkan terkendala jaringan internet. Proses rekrutmen dilakukan secara virtual atau onlie. Bagi yang tidak punya akses internet akan mengalami kendala.

Ketiga, sosialasi tentang job fair tidak tersampaikan dengan baik ke masyarakat. Hal itu karena liburan sekolah menjelang job fair.

“Libur Lebaran dan libur tanggal merah lainnya menjadikan masyarakat tidak fokus dan enggan mendaftar job fair,” katanya.

Baca Juga: Dear Pencari Kerja, Ini Cara Mudah Bikin Kartu Kuning Secara Online

Joko mengatakan para pencaker di Wonogiri juga masih belum mempunyai kesadaran tentang pentingnya pekerjaan. Saat ada perusahaan yang bersiap memilih 50 pencaker mengikti seleksi, paling-paling yang datang tidak lebih dari 10 orang.

“Ada lagi, katakanlah ada 100 orang yang mengikuti seleksi dan mereka dinyatakan lolos. Tinggal tanda tangan kontak tapi yang datang hanya 1-2 orang. Hal itu yang kadang membuat kami malu kepada perusahaan. Sebab kami yang mengajak mereka untuk membuka lowongan pada job fair ini,” jelas Joko.

Kerap Bingung

Selain kesadaran bekerja pada lulusan SMK sederajat masih rendah, para pencaker juga kesulitan mengakses sistem pelamar kerja yang telah disediakan, yaitu Sisnaker. Mereka kerap bingung dan masih sering tanya cara menggunakannya. Hal itu cukup menjadi kendala selama proses rekrutmen.

Disnaker sudah bekerja sama dengan sejumlah BKK di SMK. BKK tersebut juga sudah diberi bimbingan teknis (bimtek) tentang sistem Sisnaker. Mereka diajarkan bagaimana cara mengakses, mengisi formulir, hingga melamar pekerjaan.

Baca Juga: HASIL SURVEI : Telkom Jadi Tempat Favorit Pencari Kerja

“Tapi hasilnya seperti ini. Padahal BKK sudah kami panggil dan diberi pelatihan, Maret 2022. Tujuan kami agar mereka bisa menyosialisaikan aplikasi tersebut ke siswa-siswanya sebelum mengikuti seleksi job fair. Sehingga saat mengikuti job fair tidak ada masalah pada proses pelamaran,” tutur dia.

Masih Gagap

Kepala Disnaker Wonogiri, Ristanti, mengungkapkan para pencaker masih kesulitan masuk ke dunia kerja. Mereka masih gagap dan banyak yang belum mengerti sistem perekrutan secara daring.

Literasi digital para pencaker dinilai masih rendah. Para pencaker masih sering kebingunan mengikuti proses perekrutan virtual.

“Ini menjadi tantangan bagi kami soal bagaimana mereka memahami virtual job fair. Pemahaman para pencaker tentang IT masih minim. Literasi digitalnya masih rendah. Bagi para pencaker, apapun jurusannya kami tekankan harus belajar tentang pemahaman digital,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya