SOLOPOS.COM - Pengendara melintas di dekat ujung Jalan Lingkar Kota (JLK) Wonogiri dekat Terminal Giri Adipura, Krisak, Singodutan, Selogiri, Wonogiri, Senin (10/2/2020). (Solopos-Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Jalan Lingkar Kota (JLK) Wonogiri dinilai belum siap dibuka sebagai jalan baku angkutan berat, tahun ini. Pengoperasian JLK sementara ini hanya untuk jalan alternatif.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, Ismiyanto, saat ditemui di kantornya, kawasan Wonogiri kota, Senin (10/2/2020), menyampaikan berdasar survei dan kajian teknis, pekan lalu, JLK belum dapat dioperasikan untuk mengalihkan kendaraan berat, tahun ini.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Sebab, meski JLK telah tersambung tetapi belum memiliki alat kelengkapan perhubungan yang memadai, seperti markah jalan, rambu, lampu perhatian atau warning lamp, pagar pengaman atau guardrail, dan sarana penerangan.

Matcha, Sajian Bangsawan Jepang Jadi Minuman Kekinian

Dia menjelaskan kelengkapan yang saat ini ada hanya penerangan jalan, tetapi masih minim. Jika tanpa kelengkapan perhubungan memadai tetapi dipaksakan dioperasikan untuk lalu lintas kendaraan berat dikhawatirkan JLK bakal rawan kecelakaan.

Ekspedisi Mudik 2024

Terlebih, di ruas Desa Pare-Desa Singodutan, Selogiri, terdapat tebing yang belum ditalut.

Menurut Ismiyanto, pengoperasian JLK perlu waktu dan koordinasi lintas dinas dan instansi, seperti Dishub, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Wonogiri, Organisasi Angkutan Darat (Organda), pengusaha bus, dan Dishub Jawa Tengah (Jateng).

Pilkada Solo: Tak Dipanggil Fit & Proper Test di DPP PDIP, Calon Lain Masih Pede

Dishub perlu dilibatkan karena ada bagian JLK melewati jalan provinsi, yakni jalan raya Wonogiri-Pracimantoro. Jalan itu menyambungkan ruas JLK dari perempatan Pencil, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, dengan ruas dekat Mapolres.

“Sementara ini bisanya untuk jalan alternatif kalau pas Lebaran misalnya. Kalau angkutan umum mau lewat untuk sekadar tes jalur, enggak masalah. Kendaraan pribadi lewat JLK pun enggak apa-apa, malah bisa dari dua arah,” kata Ismiyanto.

Dia memerkirakan pemenuhan kelengkapan perhubungan membutuhkan waktu setahun. Namun, Dishub tahun ini belum memiliki anggaran untuk pengadaan kelengkapan perhubungan di JLK.

Hari Ini Dalam Sejarah: 11 Februari 1929, Vatikan Jadi Negara Berdaulat

Selain itu perlu dipikirkan pula pengaturan lalu lintas di persimpangan JLK dekat Mapolres. Menurut Ismiyanto lalu lintas dekat Mapolres rawan crowded atau padat kendaraan, apabila JLK resmi dibuka sebagai jalan angkutan berat.

Sebab, kendaraan dari arah Purwantoro yang akan ke arah Solo akan bertemu di perlintasan dekat Mapolres dengan kendaraan dari arah Pracimantoro. Jika tidak ada pengaturan khusus, Ismiyanto khawatir bakal muncul masalah lalu lintas.

“Dulu kami mengusulkan agar JLK tak melalui jalan raya Wonogiri-Pracimantoro. Jadi dari perempatan Pencil langsung lurus. Hanya, jika pakai jalur itu anggarannya jadi lebih besar, sehingga ditetapkan pakai jalur dekat Mapolres,” imbuh Ismiyanto.

Hindari Motor Ngerem Mendadak, Bus Mira Sosor Kios di Mendungan Kartasura

Kabid Lalu Lintas Dishub Wonogiri, Tri Haryono, menambahkan Dishub Jateng akan memasang warning lamp, pita kejut, dan zebra cross di area persimpangan JLK dekat Mapolres.

Sarana itu untuk menandai di lokasi tersebut ada persimpangan besar, agar pengguna jalan lebih waspada dan berhati-hati. Selain itu ujung JLK dekat Terminal Giri Adipura, Krisak, Singodutan, bakal ada rekayasa lalu lintas. Hal itu supaya kendaraan dari utara/arah Solo bisa lancar saat akan melintas ke JLK.

Dari Kota Solo ke Kantin Diplomasi

Berdasarkan pantauan, JLK belum bermarkah. Penerangan jalan hanya ada di lokasi tertentu, seperti ruas Singodutan dan Bulusulur-Pokoh Kidul. Kondisi jalan di ruas Bulusulur-Pokoh Kidul bergelombang. Jalan beton di lokasi tersebut hasil proyek tahap awal, yakni 2010 lalu.

Sementara, jalan di ruas lain hasil pekerjaan 2017 dan 2019 masih bagus. Seperti diketahui, JLK rampung dikerjakan secara utuh pada 2019. Jalur melewati enam desa/kelurahan di dua kecamatan, Wonogiri dan Selogiri. Panjangnya mencapai 16,3 km. Tujuan pembangunan untuk meminimalisasi kepadatan arus lalu lintas di kawasan kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya