SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS), PAKAIAN BEKAS--Warga memilih pakaian bekas yang dijual di sepanjang Jl S Parman, Gilingan, Solo, Kamis (24/3). Pedagang rombengan di kawasan tersebut saat ini semakin marak, menjadikan warga yang bermukim di sekitarnya merasa terusik. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu).

Ilustrasi (Dok. SOLOPOS), PAKAIAN BEKAS--Warga memilih pakaian bekas yang dijual di sepanjang Jl S Parman, Gilingan, Solo, Kamis (24/3). Pedagang rombengan di kawasan tersebut saat ini semakin marak, menjadikan warga yang bermukim di sekitarnya merasa terusik. (JIBI/SOLOPOS/Sunaryo Haryo Bayu).

Solo (Solopos.com)–Jl S Parman Banjarsari tepatnya dari simpang tiga Jl Jend Ahmad Yani hingga simpang lima Balapan berpotensi menimbulkan kemacetan selama arus mudik hingga arus balik Lebaran tahun ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pasalnya pedagang kaki lima (PKL), oprokan pakaian bekas dan ponsel kian menjamur di sepanjang jalan itu. Berdasar pengamatan Espos, waktu operasional para pedagang tersebut sejak pagi hingga dini hari.

Parahnya cukup banyak konsumen di sepanjang Jl S Parman sehingga kendaraan mereka diparkir di badan jalan. Hampir tidak ada lagi space antar lokasi berjualan pedagang. Padahal jalur itu merupakan jalan utama bus-bus dari dan menuju terminal.

Situasi itu diperparah kondisi badan Jl S Parman yang tak rata dan terdapat beberapa lubang. Lebar jalan yang tak sebanding dengan volume kendaraan yang melintas seringkali mengakibatkan antrean panjang kendaraan.

Utamanya saat ada kereta api (KA) yang melintas dan jalan ditutup palang pintu pengaman jalur kereta. Antrean panjang kendaraan bisa mencapai simpang tiga Jl Ahmad Yani dan Proliman Balapan. Ironisnya opsi pembuatan fly over seperti yang dikaji Dinas Pekerjaan Umum (DPU) sulit direalisasikan.

Selain karena dana, secara kontruksi jalur itu sulit dibangun fly over. Alasannya bentangan lebar jalur rel yang notabene tidak boleh dipasangi penyangga fly over, terlalu lebar mencapai 60 meter.

“Jika merujuk aturan kontruksi fly over, tingkat kemiringan jalan layang sekitar lima derajat dari titik tengah. Untuk terhubung kembali dengan jalan reguler Jl Ahmad Yani, sangat panjang. Perhitungan kami jalan layang baru menyambung di simpang empat Terminal Tirtonadi,” papar Kabid Bina Marga DPU Solo, Nur Basuki ditemui wartawan, Selasa (23/8/2011).

(kur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya