Solopos.com, SOLO -- Jl. Adisucipto menerima beban lalu lintas paling tinggi sebagai dampak pengalihan arus dengan adanya proyek pembangunan flyover Purwosari, Solo, sejak Rabu (5/2/2020).
Terkait itu, Satlantas Polresta Solo menyiapkan beberapa terobosan sesuai rapat evaluasi lima hari penerapan manajemen rekayasa lalu lintas dampak pembangunan flyover Purwosari di ruang Traffic Management Control (TMC) Satlantas Polresta Solo pada Senin (10/2/2020) siang.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Satlantas Polresta Solo menilai meskipun kemacetan terjadi di seluruh perlintasan kereta api di Kota Solo, beban lalu lintas paling tinggi terjadi di Jl. Adisucipto.
Kasatlantas Polresta Solo, Kompol Busroni, mewakili Kapolresta Solo, Kombes Pol. Andy Rifai, saat memimpin rapat evaluasi itu mengatakan kepadatan lalu lintas pertama terjadi di Jl. Adisucipto yang menerima arus lalu lintas dari Jl. Prof. Soeharso, Jl. Ahmad Yani, dan Jl. Sam Ratulangi menuju flyover Manahan.
Keliling Solo Naik Chopper, Gibran Sebut Motor Jokowi Lembek
Untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas menjelang flyover Manahan, ia menjelaskan durasi nyala lampu hijau dari arah barat simpang empat Tugu Wisnu dan simpang empat Polresta Solo telah disesuaikan untuk menjaga agar lalu lintas di flyover Manahan tidak terkunci.
Ia menambahkan penyesuaian waktu itu juga terkait kepadatan lalu lintas di Jl. dr. Moewardi yang jalannya lebih sempit dibandingkan Jl. Adisucipto.
“Sesekali alat pemberi isyarat lalu lintas [APILL] di simpang empat Gendengan akan kami flashing, tetapi ketika arus dari Purwosari padat kami aktifkan kembali dengan tetap memprioritaskan lalu lintas dari arah utara,” ujarnya.
Ia menambahkan kawasan Proliman Balapan menjadi lokasi terdampak kedua lantaran dilewati bus yang menuju terminal. Lalu, simpang tujuh Joglo juga terdampak dikarenakan masyarakat termasuk bus memilih menghindari flyover Manahan untuk menuju Sragen dan Karanganyar.
Pilkada Sukoharjo: Spanduk Etik-Agus Bertebaran, Ternyata Ini Pemasangnya
Ia menambahkan kemacetan terparah juga terjadi di perlintasan KA Pasar Nongko dan Ledoksari.
“Saat ini ketika Jl. Honggowongso berlaku dua arah berhasil memecah arus dari Jl. Veteran sehingga tidak ada kepadatan seperti ruas jalan lain. Ini baru lima hari penerapan MRLL, nanti pengguna jalan berangsur-angsur menyesuaikan diri seperti pengalaman pembangunan flyover Manahan,” imbuhnya.
Ia menambahkan sesuai perintah Kapolresta Solo, seluruh personel Satlantas dan jajaran Polsek di Kota Solo wajib terjun ke jalan mengurai kepadatan lalu lintas. Ia menjelaskan Satlantas akan membangun tiga posko portabel di sekitar Pasar Nongko, Proliman, dan simpang tiga Gilingan.
Ia menyebut 180 personel kepolisian bertugas pada sif pagi dan sore mengurai kepadatan lalu lintas. Sementara itu, Busroni menyebut kepadatan lalu lintas di kawasan Pasar Nongko menjadi perhatian khusus.
Median Jalan Ditutup Total, Begini Caranya Berputar Arah di Jl. dr. Moewardi Solo
Menurutnya, arus lalu lintas dari arah barat di jalan R.M. Said seusai menyeberang perlintasan kereta api wajib belok kiri menuju Jl. Hasanudin dan dilarang berbelok kanan. Kepolisian sudah memasang water barrier agar arus berbelok kiri.
Sementara itu, pada waktu tertentu Satlantas akan menggunakan sistem contraflow di Jl. Hasanudin depan Pasar Nongko menjadi dua arah. Ia menambahkan kepadatan lalu lintas justru berdampak positif yakni menurunnya jumlah kecelakaan di Kota Solo.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
