SOLOPOS.COM - WNI anggota Jamaah Tablig dievakuasi dengan pengawalan Angkatan Bersenjata Filipina dari Marawi City, Provinsi Lanao del Sur, Pulau Mindanao, Filipina, Kamis (1/6/2017). (JIBI/Solopos/Antara/Al Jazeera/Adiguno/WSJ)

JK menyebut konflik di Marawi sebagai masalah klasik karena banyak faksi dan milisi bersenjata di sana.

Solopos.com, TOKYO — Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai konflik yang terjadi di Filipina sangat sulit untuk diselesaikan dan tercipta perdamaian. JK menilai konflik yang terjadi di Marawi merupakan masalah klasik.

Promosi Keren! BRI Raih Enam Penghargaan di PR Indonesia Awards 2024

Terlebih, terdapat dua faktor utama yang menyebabkan mereka sulit untuk berdamai. “Jadi sulitnya di Filipina itu, pertama, terlalu banyak faksi, ada MNLF [Moro National Liberation Front], MILF [Moro Islamic Liberation Front], kelompok Abu Sayyaf, dan paham komunis. Jadi, selesai satu, satunya tidak selesai,” kata JK kepada wartawan di Tokyo, Senin (5/6/2017).

Kedua, lanjutnya, terlalu banyak senjata yang beredar di masyarakat karena hampir setiap orang memilikinya. Bahkan, jumlah senjata yang beredar di sana diyakini mencapai 1 juta unit.

JK mengakui tidak mudah untuk mendamaikan Filipina. Wapres sudah dua kali diminta ke Filipina dan berbicara melalui sejumlah pertemuan.
“Perdamaian sudah dicapai lewat Malaysia, tetapi tetap saja seperti ini,” ujarnya.

Marawi kembali membara setelah militan Maute yang berafiliasi dengan ISIS menduduki kota itu sebagai basis ISIS di Asia Tenggara. Pemerintah Filipina memberlakukan darurat militer untuk memerangi kelompok tersebut. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, meyakini kelompok Maute saat ini berbeda dengan Maute sebelumnya karena ini telah diduga diisi militan ISIS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya