SOLOPOS.COM - Warga melintasi Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di Desa Girijati, Purwodadi, Gunungkidul pekan lalu. Kawasan JJLS di pesisir pantai kini diincar investor. (Bhekti Suryani/JIBI/Harian Jogja)

DPRD DIY mendukung pembebasan lahan untuk pembangunan JJLS menggunakan dana keistimewaan.

Harianjogja.com, JOGJA – Pemda DIY tengah mempersiapkan pembebasan lahan tambahan lajur di jalur jalan lingkar selatan (JJLS) yang menghubungkan Srandakan hingga perbatasan Purworejo menjadi empat jalur. DPRD DIY mendukung pembebasan lahan untuk pembangunan JJLS menggunakan dana keistimewaan.

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang

Kepala Seksi Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Dinas PUP-ESDM DIY Bambang Sugaib menjelaskan, sejalan dengan operasional New Yogyakarta International Airport (NYIA) Kulonprogo, seluruh JJLS di DIY harus sudah terhubung. Hingga 2017 ini pengerjaan fisik yang dilakukan pemerintah pusat berjalan lancar. Setiap kali Pemda DIY membebaskan lahan, maka langsung ditindaklanjuti dengan pengerjaan fisik oleh pusat. Khusus untuk wilayah Kulonprogo seluruhnya sudah terhubung dua jalur, ditambah dengan empat jalur sebagai embrio yang menghubungkan dari kawasan Congot ke timur sejauh dua kilometer.

Ekspedisi Mudik 2024

“Untuk Kulonprogo saat ini sudah terhubung semua dengan lebar tujuh meter,” terangnya di DPRD DIY, Senin (13/2/2017).

Meski demikian, sebagai dukungan terhadap beroperasinya NYIA, JJLS antara Srandakan, Bantul hingga perbatasan Purworejo, Jawa Tengah akan ditambah menjadi empat lajur dengan total sejauh 19,35 kilometer. Jika saat ini sudah terbangun sekitar dua kilometer empat lajur di Congot, kata Gaib, maka Pemda DIY harus membebaskan lahan lagi dengan panjang 17 kilometer untuk mendukung pembangunan JJLS empat lajur dengan lebar 14 meter.

“Untuk kepentingan dua lajur sudah cukup [untuk wilayah Kulonprogo]. Untuk jangka panjang menjadikan lebar jalan 14 meter [empat lajur] masih diperlukan [pembebasan lahan di Kulonprogo],” imbuhnya.

Akantetapi, lanjutnya, pembebasan lahan untuk pelebaran JJLS di Kulonprogo itu belum menjadi prioritas dua tahun ke depan. Karena prioritas utama selama dua tahun ke depan adalah menjadi JJLS sudah terhubung sebagai dukungan beroperasinya NYIA. Selain itu, terkait kebutuhan pembebasan lahan untuk empat lajur itu masih menunggu desain dari pemerintah pusat. Hingga awal 2017 ini desain tersebut belum ada perkembangan karena dimungkinkan prosesnya bersamaan dengan desain airport city.

“Belum dapat info kapan jadinya [desain], berharap secepatnya. Kita perlu komunikasi intensif dengan pusat,” ujarnya.

Ia menambahkan, pada 2017 pihaknya menganggarkan Rp140 miliar berasal dari dana keistimewaan untuk membebaskan lahan JJLS di jalur Rongkop Girisubo sejauh 4,1 kilometer. Serta 5,3 kilometer yang menghubungkan antara Parangtritis, Bantul hingga Purwosari, Gunungkidul.

Wakil Ketua Komisi C DPRD DIY Arief Budiono menyatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan jika pembebasan lahan untuk JJLS menggunakan danais. Karena jika dilihat dari aspek fungsinya untuk mempercepat pembangunan. Apalagi, selama ini pembebasan lahan menjadi kendala utama bagi Pemda DIY untuk mendukung pembangunan JJLS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya