SOLOPOS.COM - Ilustrasi ruas JJLS di Gunungkidul (JIBI/Dok)

JJLS Gunungkidul untuk pembebasan segara dilakukan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai melakukan perencanaan pembebasan lahan untuk jalur jalan lintas selatan di sekitar perbatasan Jawa Tengah.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gunung Kidul Eddy Praptono di Gunungkidul, Jumat, mengatakan pembebasan lahan untuk Girisekar sampai Legundi karena menggunakan dana keistimewaan (danais) dibuat jalan yang memiliki lebar jalan ideal.

“Untuk Legundi sampai Girisekar lebarnya 25 sampai 30 meter, lebar perbatasan di Desa Duwet Rongkop sampai Girisubo 30-40 meter,” katanya saat ditemui di Gedung DPRD Gunung Kidul.

Ia memgatakan untuk biaya pembebasan lahan untuk Legundi – Girisekar diperkirakan menghabiskan dana sebesar Rp15 miliar, dan Duwet Girisubo sebesar Rp18 miliar. Di sekitar Legundi juga dilakukan pembaharuan jalur karena ada kepadatan. Saat ini pihaknya masih melakukan tahap negosiasi dan sosialisasi di wilayah Legundi sampai Girisekar.

“Kami mentargetkan, pembebasan lahan bisa selasai tahun ini,” katanya, Jumat (14/8/2015)

Eddy mengatakan untuk perbatasan Gunung Kidul – Bantul sudah disepakati mengenai titik temu, namun dirinya belum menjelaskan mengenai biaya yang harus dikeluarkan karena di bawah koordinasi balai jalan nasional.

“Untuk Bantul sampai Gunung Kidul saat ini tengah dibahas jangan sampai nanti tidak ada titik temu,” katanya.

Dia mengatakan antara perbatasan Gunung Kidul – Bantul memiliki medan berat, sehingga kemungkinan akan menggaunakan jalan layang. Rencana desainnya sudah selesai. Namun saat ini pembangunannya diselesaikan menjelang Desa Giripurwo tinggal kesepakatan hanya mungkin nanti desain yang sudah disepkati mengajukan IPL.

“Medannya cukup berat kemungkinan mirip jembatan kelok sembilan di Padang (Sumatera Barat,” kata dia.

Menurut dia, pembebasan lahan di perbatasan Bantul kemungkinan akan dilakukan pada 2016. Pembangunan JJLS ini diperlukan untuk pengembangan kawasan selatan karena nantinya memudahkan akses Bandara di Temon, Kulon Progo.

“Jalur selatan nantinya untuk memudahkan akses menuju bandara baik yang dari Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian selatan menuju bandara Kulon Progo,” ucapnya.

Eddy menambahkan untuk APBD Gunung Kidul setiap tahunnya menganggarkan sebesar Rp1 miliar untuk pembesan lahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya