SOLOPOS.COM - Petugas PPIH Embarkasi Adi Soemarmo Solo, mengecek koper milik calhaj di Asrama Haji Donohudan, Ngemplak, Boyolali, Selasa (8/8/2017). (Muhammad Ismail/JIBI/Solopos)

Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY menilai Pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) perlu disikapi lebih lanjut dengan membangun embarkasi baru di wilayah DIY

Harianjogja.com, JOGJA--Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY menilai Pembangunan New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA) perlu disikapi lebih lanjut dengan membangun embarkasi baru di wilayah DIY.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengalihan sebagian penerbangan jamaah haji ke NYIA dianggap bisa meningkatkan pelayanan penyelenggaraan ibadah haji. Tapi, rencana itu masih perlu pembicaraan lebih lanjut terkait pengadaan lahan.

Berdasarkan hasil kajian Kanwil Kemenag DIY, disebutkan bahwa pembangunan embarkasi Jogja memiliki beberapa keunggulan. Pertama, Embarkasi Jogja membuat pelayanan lebih nyaman bagi jemaah haji.

Apalagi jumlah jemaah dengan usia tua dan risiko tinggi semakin banyak. Selama ini jemaah haji DIY dan Jawa Tengah diberangkatkan bersama melalui embarkasi Solo (SOC).

Dari data yang ada, pada 2016 lalu, 69% jamaah haji DIY dan Jawa Tengah yang tergabung dalam embarkasi Solo tergolong berisiko tinggi. Yang sehat hanya 31%. Jika dilihat dari kelompok usia, jemaah haji SOC yang paling banyak adalah kelompok umur 51-60 tahun.

Dengan usia yang tua dan risiko tinggi, jemaah dari Jawa Tengah bagian barat harus menempuh perjalanan yang panjang sebelum sampai SOC. Jika dibangun embarkasi baru di DIY, maka jarak yang harus ditempuh umat lebih pendek. Pasalnya, ditinjau dari jarak geografis, sebagian kabupaten dan kota di Jawa Tengah lebih dekat dengan DIY dibandingkan Solo.

Keuntungan berikutnya dari pembangunan embarkasi Jogja adalah efisiensi penyelenggaraan haji. Bandara Adi Sumarmo memiliki runway sepanjang 2.600 meter. Dengan runway sepanjang itu, pesawat yang bisa landing adalah Airbus 330 dengan kapasitas 360 jemaah. Adapun NYIA akan memiliki landasan pacu sepanjang 3.600 m yang bisa didarati pesawat Boeing 747 dengan kapasitas 455 jemaah.

“Intinya ini akan menguntungkan jemaah dalam konteks meningkatkan pelayanan yang lebih mudah dan nyaman. Terlebih, banyak jemaah kita yang tua-tua. Masa tunggu juga akan semakin lama, otomatis ke depan jemaah lansia akan semakin banyak. Risikonya jadi lebih tinggi, karena itu dibutuhkan pemikiran supaya jemaah terlayani dengan nyaman,” ujar Kepala Seksi Sistem Informasi Haji Kanwil Kemenag DIY Imam Khoiri, Rabu (21/3/2018), usai berdialog dengan Komisi D DPRD DIY.

Anggota Komisi D DPRD DIY Hamam Mutaqin mengatakan, Pemerintah Pusat dengan gagahnya menargetkan NYIA beroperasi pada 2019. Karena itu pada tahun yang sama, pembangunan embarkasi juga sudah harus dipersiapkan, sehingga 2020 sudah bisa beroperasi.

Terkait dengan lahan, Hamam menyebut itu bukanlah masalah besar. “Tanah kosong masih banyak di Kulonprogo. Di tepi pantai, daerah pegunungan, perkotaan. Enggak ada problem. Tinggal ada kemauan kebijakan dari Pemda [DIY] saja. Lokasi embarkasi memang sebaiknya dekat dengan bandara.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya