SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI -- Joko Sutopo alias Jekek akan mundur sebagai calon bupati atau cabup jika Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2020 Wonogiri digelar 9 Desember.

Ketua DPC PDIP yang juga Bupati Wonogiri itu ingin fokus menangani wabah virus corona (Covid-19). Seperti diketahui, DPP PDIP merekomendasikan Jekek bersama Sriyono sebagai cabup dan calon wakil bupati (cawabup) pada Pilkada Wonogiri tahun ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sedianya pasangan calon tersebut bakal menjadi peserta pilkada, 23 September. Hal itu disampaikan Jekek saat ditemui wartawan di Kantor Badan Perencaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Wonogiri, Rabu (22/4/2020).

Jekek menyatakan segera menyiapkan surat pengunduran diri sebagai cabup itu apabila sudah ada kepastian Pilkada Wonogiri 2020 digelar akhir tahun ini. Dia ingin fokus menangani persebaran Covid-19 di Wonogiri apalagi kini jumlah kasus positif mulai ada lagi.

Pasien Positif Covid-19 di Solo Jadi 12 Orang, Waspada Ledakan Pemudik

Menurut dia, mestinya semua pihak tak berbicara soal politik terlebih dahulu. Pelaksanaan proses pemilihan di tengah pandemi Covid-19 hanya akan menunjukkan pemerintah tak sensitif menyikapi persoalan wabah.

“Saya enggak nyaman kalau harus mengikuti pilkada di tengah wabah. Saya enggak mau ditertawakan orang. Seharusnya semua pihak menyelesaikan masalah Covid-19 ini dulu sampai recovery, jaga stabilitas sosial, ekonomi, kamtibmas. Baru kemudian bicara soal kapan pilkada dilaksanakan,” kata Jekek.

Jekek yang direkomendasikan PDIP sebagai cabup Wonogiri itu melanjutkan masih banyak hal yang harus dikerjakan dalam menangani wabah Covid-19 ketimbang mengurusi Pilkada 2020.

Hal itu seperti menyelesaikan berbagai masalah dalam merealisasikan Program Jaring Pengaman Sosial (JPS), realisasi penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) dari dana desa.

Berhari-Hari Jalani Isolasi di Rumah Angker, Pemudik Sragen: Semoga Saya Kuat...

Selain itu, rangkaian panjang kampanye penerapan protokol pencegahan penularan Covid-19, dan sebagainya. Apabila pilkada digelar Desember berarti tahapan yang sebelumnya dihentikan harus dilaksanakan mulai Mei.

Jaring Pengaman Sosial

Kemungkinan kecil pada bulan tersebut pandemi berakhir. Jekek menyebut niatnya mengundurkan diri itu serius. Dia ingin membangun sensitivitas semua pihak agar mencurahkan segala daya upaya dalam menangani wabah Covid-19.

Bagi Jekek, persoalan Pilkada Wonogiri 2020 di mana dirinya menjadi cabup dari PDIP sekarang adalah urusan kesekian. Dia lebih mengutamakan proses realokasi dan refocusing APBD 2020.

Anggaran itu untuk Program JPS dan mengawal seluruh desa merealisasikan BLT dari dana desa. Sebelumnya, Jekek menyatakan tak setuju pilkada digelar Desember.

8 Kasus Baru Positif Covid-19 Sukoharjo Tersebar di 5 Kecamatan, Ini Perinciannya

Pernyataan itu untuk menanggapi informasi bahwa Komisi II DPR, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyepakati usulan pilkada serentak dilaksanakan 9 Desember tahun ini.

Menurut dia, jika pilkada digelar Desember akan berdampak negatif, seperti partisipasi pemilih berpotensi rendah, penularan Covid-19 bisa meluas, dan sebagainya.

Sementara itu, Ketua KPU Wonogiri, Toto Sih Setyo Adi, menegaskan akan melaksanakan tahapan jika regulasi baru yang mengatur soal pilkada disahkan. Menurut dia, opsi pilkada pada 9 Desember belum final.

Dia tak memungkiri jika pilkada digelar akhir tahun ini semua pihak terkait akan menerapkan pola kerja berbeda dari kerja saat pilkada pada umumnya menyesuaikan protokol pencegahan penularan Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya