SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar untung Yuni Sukowati (Youtube/SoloposTV).

Solopos.com, SRAGEN -- Terkait rencana aktivitas belajar mengajar di sekolah mulai diaktifkan pada Juli mendatang, Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengaku sedang menyiapkan beberapa skenario.

Skenario tersebut dimaksudkan untuk menerapkah physical distancing untuk mencegah penularan Covid-19 di sekolah-sekolah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Wawancara dengan Siti Fadilah Dipersoalkan, Deddy Corbuzier Beri Klarifikasi

Rencananya, jika pemerintah pusat betul mengaktifkan kembali kegiatan belajar mengajar di sekolah per 15 Juli 2020 mendatang, Yuni, sapaaan akrab Bupati Sragen, akan menerapkan pembatasan 15 siswa per kelas.

Jika dalam kondisi normal, dalam satu kelas diisi oleh 30 orang. Berarti, dengan adanya pandemi Covid-19 ini, jumlah siswa per kelas akan berkurang 50 persen.

Wali Kota dan Pejabat Pemkot Solo Jalani Rapid Test Massal, Waduh Ada Apa?

"Satu kelas diisi 30 orang enggak mungkin menerapkan physical distancing. Berarti, jumlah murid yang diterima lebih sedikit lagi. Kelas lebih banyak, jam belajar lebih pendek supaya gantian. Nanti dibuat grup satu, grup dua, grup tiga, sekolahnya seharian gantian. Saat ini kami sedang menyiapkan PPDB online. Kalau betul pemerintah masuk 15 Juli, ya kita harus siap," jelas Yuni di video Juli Sekolah Aktif? Ini Skenario Pendidikan di Sragen yang tayang di kanal Youtube SoloposTV, Jumat (22/5/2020).

Skenario lanjutan yang akan diterapkan adalah adanya kemungkinan membagi satu kelas ke beberapa grup. Dengan begitu, satu grup yang berisi 10-15 orang masuk kelas bergantian, ada yang pagi atau pun siang hari.

Melonjak! WNI Positif Covid-19 di Luar Negeri Tambah 52 Orang, Total Hampir 1.000

Belajar Daring

Dengan adanya pandemi Covid-19 ini, Bupati Sragen mengatakan mau tak mau sekolah diganti dengan kegiatan belajar mengajar di rumah secara daring atau online.

Yuni menilai belajar secara daring hanya efektif untuk daerah perkotaan, tetapi untuk daerah di desa justru sebaliknya. Hal ini dikarenakan ada orang tua siswa yang tidak mempunyai handphone sebagai media pembelajaran.

3 Hari Kasus Covid-19 di Sukoharjo Tak Bertambah, PDP Berkurang

Maka dari itu, ada sejumlah tenaga kependidikan turun ke lapangan dan memberikan pelajaran ke rumah-rumah siswa yang tak mempunyai handphone. Hal ini disambut baik oleh Yuni.

"Belajar daring, efektif untuk wilayah perkotaan. Ada anak yang enggak punya medianya, enggak punya handphone. Belajarnya, ada bu guru inisiatif mendatangi. Ini saya acungi jempol, saya matur nuwun. Sebagai tenaga pendidik itu pasti terpanggil, bertatap muka dengan murid ada sentuhan lain. Akhirnya, gurunya yang muter, terutama yang di daerah," ungkap dia.

Update Data Corona Solo: Setelah Sepekan 0 Kasus Positif Baru, Tambah Langsung 4 Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya