SOLOPOS.COM - Umat Islam dengan memakai masker dan menjaga jarak fisik melakukan Tawaf mengelilingi Kakbah saat musim Haji di Kota Suci Mekkah, Arab Saudi, Jumat (31/7/2020). (Antara-Reuters-Saudi Press Agency)

Solopos.com, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia hingga kini belum menerima kepastian dari Pemerintah Arab Saudi tentang boleh tidaknya mengirimkan jemaah haji pada tahun ini.  Meski demikian Kementerian Agama telah menyusun alur pergerakan jemaah.

Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Ditjen PHU) Kemenag, Ramadan Harisman, mengatakan panduan tersebut akan menjadi pedoman apabila keberangkatan haji sudah jelas. Menurutnya, alur pergerakan jemaah dirumuskan sebagai bagian dari mitigasi penyelenggaraan haji yang telah disiapkan pemerintah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Sampai hari ini kita belum memiliki kepastian pemberangkatan jemaah haji. Tapi kita terus berharap agar kita dapat memberangkatkan jemaah haji. Karenanya kami terus mempersiapkan berbagai skenario serta mitigasinya. Termasuk alur pergerakan jemaah, jika ada pemberangkatan," katanya dalam keterangan resmi, Selasa (27/4/2021).

Baca Juga: Kemenag Boyolali Tetap Siapkan Ibadah Haji, Termasuk Vaksinasi Covid-19 Calhaj

Lebih lanjut, kata Ramadan, penyelenggaraan haji di masa pandemi memerlukan beberapa penyesuaian. Terutama karena diberlakukannya protokol kesehatan. Penentuan alur pergerakan disebut untuk memastikan keselamatan dan keamanan jemaah, bila pemberangkatan haji dilakukan.

Alur Pergerakan Haji

Setidaknya terdapat delapan tahapan yang harus dilalui jemaah selama melaksanakan ibadah haji 2021.

Pertama, jemaah haji disyaratkan sudah divaksin. Mereka wajib mendapatkan dua vaksinasi yaitu Covid-19 dan meningitis. Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag di provinsi diminta memastikan jemaah yang akan berangkat sudah divaksin. "Apalagi saat ini, Kemenkes telah menetapkan jemaah haji sebagai kelompok rentan sehingga bisa mendapat prioritas penerima vaksin Covid-19," ujarnya.

Kedua, Karantina Asrama Haji. Selama berada di asrama haji, jemaah haji menjalani karantina selama 3 x 24 jam. Saat tiba di asrama haji, jemaah akan menjalani pemeriksaan swab test antigen. Pada hari ketiga, dilakukan tes PCR Swab kembali bagi jemaah. Jika hasilnya negatif, jemaah haji berangkat ke Arab Saudi. Akan tetapi apabila hasilnya positif, kepada mereka akan dilakukan isolasi mandiri di asrama haji.

Baca Juga: Kisah Penjaga Alas Kaki Masjid Agung Solo Menabung Demi Bisa Naik Haji

Ketiga, karantina Hotel di Makkah. "Karena kita kemungkinan memberangkatkan hanya sedikit jemaah, maka semuanya nanti akan turun di Jeddah," jelas Ramadan.

Saat di Makkah, jemaah haji akan dikarantina selama 3 x 24 jam di hotel dengan kapasitas maksimal dua orang per kamar. Setelah dikarantina selama 3 x 24 jam, jemaah haji akan menjalani tes PCR Swab kembali. Jika hasilnya negatif, pada hari keempat jemaah bisa melaksanakan umrah. Namun apabila hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri pada hotel di Makkah.

Hanya 3 Kesempatan

Keempat, Miqat dengan Protokol Kesehatan. Jemaah haji yang akan melaksanakan umrah wajib diberangkatkan dengan menggunakan bus menuju tempat miqat serta mengikuti protokol kesehatan yang ditentukan Pemerintah Saudi.

Kelima, Umrah Wajib dan Thawaf Ifadlah. Selama di Makkah, selain umrah wajib dan thawaf Ifadhah di Masjidil Haram, jemaah diberikan kesempatan ke Masjidil sebanyak 3 kali kesempatan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. "Ini juga kita akan betul-betul perhatikan, karena saat ini memasuki Masjidil Haram juga perlu memperhatikan ketentuan yang ditetapkan. Sementara pergerakan jemaah saat puncak ibadah haji akan menyesuaikan dengan ketentuan di Arab Saudi," imbuhnya.

Baca Juga: Calon Jemaah Haji Jateng Tetap Disuntik Vaksin, Untuk Apa?

Tak Ada Arbain

Keenam, setelah melakukan seluruh proses haji di Makkah, jemaah akan diberangkatkan ke Madinah. Tiba di Madinah, jemaah ditempatkan pada hotel-hotel yang telah ditentukan dengan komposisi satu kamar maksimum ditempati dua orang. Jemaah akan tinggal di Madinah selama tiga hari, sehingga tidak ada pelaksanaan salat Arbain.

"Skenario yang kami susun, kalau ada pemberangkatan jemaah haji, tidak akan ada Arbain. Karena di Madinah hanya tiga hari. Ini perlu diberikan penjelasan kepada jemaah kita," jelas Ramadan.

Ketujuh, PCR Swab sebelum pulang ke Tanah Air. Pada hari ke-4, jemaah haji akan dipulangkan ke Tanah Air melalui bandara Madinah. Sebelum jemaah haji dipulangkan ke Tanah Air, mereka akan menjalani kembali tes PCR Swab. Jika hasilnya negatif, jemaah haji dipulangkan ke Tanah Air. Apabila hasilnya positif, akan dilakukan isolasi mandiri di hotel di Madinah. Kedelapan, tahapan terakhir adalah swab antigen setibanya di Tanah Air.

Setibanya di tanah air, dilakukan tes Swab Antigen bagi jemaah haji. Tes swab Antigen akan dilakukan di Asrama Haji. Apabila hasil tes negatif, jemaah haji dipulangkan ke daerah masing-masing dan melakukan karantina mandiri di rumah. Namun apabila dinyatakan positif, akan dilakukan isolasi mandiri di asrama haji.

Baca Juga: Soal Biaya Haji Tahun Ini, Begini Jawaban Kemenag

"Kesimpulannya, selama proses penyelenggaraan haji, jemaah dan petugas wajib menerapkan protokol kesehatan. Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta membatasi interaksi dan mobilitas," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya