SOLOPOS.COM - SIAP DUEL -- Pelath Jerman Joachim Loew melihat jamnya sementara Miroslav Klose melewatinya saat sesi latihan menjelang duel melawan Belanda. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

SIAP DUEL -- Pelath Jerman Joachim Loew melihat jamnya sementara Miroslav Klose melewatinya saat sesi latihan menjelang duel melawan Belanda. (JIBI/SOLOPOS/Reuters)

KHARKIV – Rivalitas antara Jerman dan Belanda penah begitu kuatnya, yang antara lain terwujud di lapangan saat Piala Dunia 1990. Saat itu bek Belanda, Frank Rijkaard meludahi Rudi Voeller dan keduanya pun dikartumerahkan.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Namun bagi pemain generasi sekarang, rivalitas itu tak lebih dari sekadar bunga kenangan di masa lalu. Duel kedua tim malam nanti di Stadion Metalist, Kharkiv, bagi mereka, murni untuk memperebutkan tiga poin, bukan hal lain.

“Berbagai pertandingan [antara kedua tim], khususnya dalam turnamen seperti ini menjadi legenda dan menjadi pertandingan terbaik dalam 20-30 tahun terakhir,” ujar pelatih Jerman, Joachim Loew. “Pertandingan nanti akan sangat ulet dan taktis. Tapi itu semua tak lebih dari pertandingan antara dua tim besar,” katanya.

“Apa yang terjadi di masa lalu hanyalah bagian sejarah, seperti apa yang terjadi antara Rijkaard dan Voeller. Kini banyak pemain Belanda yang main di Jerman, mereka nyaman di stadion dan bersama klub mereka,” ujar Loew pula.

Gelandang Bastian Schweinsteiger juga menyatakan berdasarkan pengamatannya tak ada permusuhan yang senyatanya di antara kedua tim. “Saya tak merasakan permusuhan itu. Saya cuma merasa kami bertarung melawan tim yang sangat baik. Buat saya tak ada beban dari masa lalu yang mempengaruhi kami saat ini,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya