SOLOPOS.COM - Polisi menata barang bukti saat mengungkap korban kasus penipuan yang diduga dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Senin (3/10/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Didik Suhartono)

Seorang guru ngaji di Sumberlawang, Sragen, tetap loyal kepada Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Solopos.com, SRAGEN — Jerat Dimas Kanjeng Taat Pribadi kepada pengikutnya tak mudah luntur. Di Desa Pagak, Sumberlawang, Sragen, seorang guru ngaji yang menjadi perantara Taat dengan orang-orang yang hendak menggandakan uang, tetap yakin dengan kesaktian pemimpin padepokan itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Adalah Mustafa, seorang guru ngaji yang belakangan dikenal sebagai perantara penggandaan uang dengan tangan “sakti” Taat Pribadi. Senin (10/10/2016), rombongan kepala desa dan babinsa desa setempat mengunjungi Masjid Al Muttaqien. Di sebelah utara masjid itu terdapat bangunan Madrasah Diniyah Mambaul Ulum yang merupakan tempat para santri belajar ilmu agama sepulang dari sekolah formal.

Di sanalah Mustafa, tinggal. ”Sudah 11 tahun saya di sini. Sebetulnya saya asli Magelang. Saya di sini hanya mengajari anak-anak belajar agama,” ujar Mustofa. Baca juga: Di Sumberlawang Sragen, Puluhan Juta Rupiah Disetor ke Perantara Dimas Kanjeng.

Mustofa menceritakan awal mula dirinya mengenal Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Pada 2013 silam, dia diajak seorang teman berkunjung ke Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Di sana dia mengikuti istighosah atau doa bersama. Dia juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri bagaimana proses penggandaan uang yang dilakukan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Baca juga: Korban Dimas Kanjeng Asal Sragen Terus Bermunculan.

Kesaksian itu yang membuat kepercayaan diri Mustofa pada sosok Dimas Kanjeng meningkat. Kepercayaan dia tidak goyah meski wajah Dimas Kanjeng berseliweran di layar kaca akhir-akhir ini. Berita negatif yang seputar kasus dugaan penipuan hingga pembunuhan dengan tersangka Dimas Kanjeng tidak membuat keyakinannya pudar.

”Saya tidak peduli dengan tayangan televisi. Biarlah mereka mau bicara apa. Saya masih tetap yakin Dimas Kanjeng tidak bersalah. Keyakinan saya kuat karena datangnya dari hati,” papar Mustofa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya